Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas pada perdagangan sesi AS di hari Kamis (21/09/2023) mengalami penurunan terbesar mereka dalam hampir dua bulan ini. Penurunan ini sekaligus menghentikan kenaikan beruntun selama lima hari terakhir karena melonjaknya dolar AS sehingga membebani harga logam mulia.

Harga emas untuk pengiriman Desember turun $27,50, atau 1,4%, menjadi $1,939.60 per ons di Comex, Itu menandai penurunan persentase poin terbesar untuk kontrak emas paling aktif sejak 1 Agustus, menurut Dow Jones Market Data.

Dolar AS terus menguat, didorong oleh proyeksi Federal Reserve yang menunjukkan niatnya untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya di atas 5% hingga tahun 2024.

Prospek ini, selain membebani ekuitas berjangka AS, membuat dolar AS melejit dan mendorong harga emas turun tajam. Indeks ICE Dolar AS (DXY) melonjak 0,1% menjadi 105,31. Ini merupakan level tertinggi dalam lebih dari enam bulan.

Pasar sendiri menilai bahwa kebijakan The Fed yang hawkish seringkali juga tidak terbukti terlalu populer di kalangan pembeli emas meskipun terdapat optimisme menjelang rilisnya data ekonomi yang penting. Harga emas justru sempet menguat menuju $1.950 menjelang keputusan tersebut, sejalan dengan nilai tertinggi dari awal bulan ini, sebelum melemah kemudian sesaat sebelum data diterbitkan hari ini dan mengakhiri perdagangan di zona merah.

Pasar selanjutnya akan menilai seberapa serius The Fed mengacu pada dot plot -nya. Jika tetap hawkish, berisiko membawa harga menguji posisi terendah minggu lalu di sekitar $1.900 pada akhir pekan ini.