ESANDAR, Jakarta – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) berakhir naik dalam perdagangan hari Rabu. Meski demikian, nilai tukar mata uang ini menunjukkan performa yang beragam terhadap para sejumlah rival utamanya.
Dalam perdagangan EURUSD, Dolar AS melemah tipis, nyaris tidak berubah dibandingkan penutupan sebelumnya. Namun terhadap Aussie yang sedang diuntungkan mode risk on, greenback melemah cukup besar. Faktor Risk on juga yang memaksa Yen Jepang jatuh lebih dari 0,5 % terhadap dolar AS.
Para pelaku pasar terlihat mengurangi ekspektasi mereka untuk penurunan suku bunga agresif bulan depan setelah terdengar komentar dari pejabat Federal Reserve yang paling dovish bahwa langkah seperti itu mungkin tidak pasti pada saat ini.
Greenback dan euro menguat terhadap yen setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kesepakatan perdagangan antara AS dan China “sekitar 90%” selesai. Komentar Mnuchin itu kemudian disampaikan kembali untuk menunjukkan bahwa ia menggunakan bentuk lampau (past tense) untuk menggambarkan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan AS-China.
Kemunduran yen masih terbatas karena para pedagang tetap gelisah atas prospek pada KTT G20 pada akhir pekan ini di Osaka, Jepang, di mana Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan mengadakan pertemuan. Para pedagang berspekulasi apakah Trump dan Xi setidaknya dapat mencapai kesepakatan untuk memulai kembali pembicaraan di KTT dalam upaya untuk mencegah perang tarif impor yang lebih besar.
Sebelumnya pada hari Rabu, Trump mengatakan kepada Fox Business Network bahwa dia akan mengenakan bea tambahan pada impor Tiongkok jika dia tidak mencapai kesepakatan dengan Xi. Sentimen dan pola pergerakan konsolidasi masih dapat terlihat hari ini karena pasar terus berhati-hati menjelang KTT G20 sambil memantau dinamika geopolitik terutama tensi Iran versus AS dan Brexit.
Selain itu indeks harga konsumen Jerman yang akan diumumkan sore nanti serta PDB dan klaim pengangguran AS malam nanti akan mendapat sorotan pasar. (Lukman Hqeem)