ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berakhir sedikit lebih rendah pada perdagangan hari Selasa (30/10). Penguatan Dolar AS memberikan tekanan pada harga Logam Mulia dibarengi dengan penguatan kembali bursa saham AS. Investor melakukan risk appetite ke pasar ekuitas.
Dolar AS menguat pada hari Selasa, dimana indek dolar AS ICE yang mengukur greenbacks dengan sekeranjang enam saingan utama, naik 0,4% menjadi 96,995. Dolar yang lebih kuat dapat menjadi negatif untuk komoditas karena membuat mereka lebih mahal untuk pengguna mata uang lainnya.
Selain itu juga mengamati peningkatan dalam bursa saham. Pada perdagangan awal minggu ini, bursa saham bergerak volatil dan turun tajam. Ekuitas global menguat dengan menemukan pelipur lara secara terbatas dari sambutan Presiden Donald Trump. Ia mengatakan bahwa Washington dan Beijing akan membuat “banyak kesepakatan.” Pada saat yang sama, Trump mengatakan kepada Fox News ia memiliki daftar tariff baru senilai miliaran lebih atas barang impor China yang siap digunakan untuk menampar jika kesepakatan tidak bisa dicapai.
Indeks saham AS diperdagangkan lebih tinggi pada Selasa, setelah perdagangan emas berakhir. Indek Dow Jones mengayun lebih dari 900 poin di sesi perdagangan hari Senin sebelum berakhir melemah tajam tetapi dari posisi terendah sesi. Indek S & P 500 berakhir dalam wilayah koreksi, dimana secara luas didefinisikan sebagai penurunan sebesar 10% dari puncak baru-baru ini.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember, harus turun $ 2,30, atau 0,2%, untuk menetap di harga $ 1,225.30 per troy ons dalam perdagangan di COMEX, menyusul penurunan 0,7% pada perdagangan di hari Senin.
Harga emas turun tipis karena dolar AS menguat. Logam mulia menemukan dukungan untuk bertahan dan menguat berpijak pada kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi dan ketakutan perang perdagangan Sino-AS dapat meningkat lagi. (Lukman Hqeem)