ESANDAR, Jakarta – Dolar AS berakhir di wilayah negatif dalam perdagangan di hari Selasa (12/02). Ini sekaligus menghentikan kenaikan beruntun yang dilakukannya selama delapan hari. Para investor mengalihkan perhatian mereka ke detail dalam perundingan perang dagang AS – China. Mereka memilih menunggu hasil pertemuan diakhir pekan ini.
Secara lebih luas, Dolar AS mendekati harga netral dalam masalah perdagangan AS – China. Dalam istilah sederhana, ini bukan berarti eskalasi atau kemunduran tarif, tetapi ‘janji’ yang berkelanjutan dari kedua belah pihak untuk memperbaiki masalah yang lebih sulit dalam hubungan bilateral selama beberapa bulan dan kuartal mendatang.
Presiden Donald Trump menetapkan batas waktu 1 Maret untuk mencapai perjanjian perdagangan dengan Beijing.
Dalam berita lain, kesepakatan antara pemerintah dan Kongres AS bisa menghindari penutupan sebagian layanan pemerintah setelah anggota parlemen mencapai kesepakatan anggaran sementara.
Indikator ekonomi AS yang dirilis menunjukkan bahwa jumlah lowongan pekerjaan AS pada bulan Desember sebesar 7,34 juta tidak berbuat banyak untuk mendorong indeks Dolar AS lebih tinggi.
Indeks Dolar AS melemah 0,4% di 96,690, tetapi masih dekat dengan level tertinggi sejak Desember. Indek ini telah berada di zona hijau selama delapan hari berturut-turut sampai Selasa. Perdagangan pasangan utama seperti Euro dan Poundsterling tampak tenang, sementara dolar menguat terhadap mata uang safe haven tradisional seperti yen Jepang, dan Franc Swiss karena aset berisiko berkinerja lebih baik. Ini juga tercermin dalam dolar Australia yang lebih kuat, dalam perdagangan AUDUSD.
Euro dalam perdagangan EURUSD, sebagai saingan utama dolar, sementara itu sedikit lebih kuat pada $ 1,1337, dibandingkan dengan $ 1,1278 pada akhir Senin. Poundsterling Inggris dalam perdagangan GBPUSD, naik ke $ 1,2902 dibandingkan sebelumnya di $ 1,2860.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan kepada anggota parlemen bahwa mereka harus menahan diri dalam langkah terakhir dari negosiasi Brexit. Ia juga menambahkan bahwa lebih banyak waktu dan pembicaraan diperlukan untuk mengukuhkan perjanjian akhir sebelum Inggris keluar secara resmi dari Uni Eropa.
May telah melakukan perjalanan ke Brussels dan Irlandia baru-baru ini untuk mengamankan perubahan pada perjanjian Brexit yang dia setujui dengan Uni Eropa akhir tahun lalu, tetapi yang ditolak oleh Anggota Parlemen Inggris. Inggris akan meninggalkan UE pada tanggal 29 Maret, menyisakan sedikit waktu untuk menyelesaikan keluar yang tertib dari blok perdagangan tersebut. (Lukman Hqeem)