Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar AS melemah terhadap beberapa mata uang pada hari Jumat (10/11/2017). Data ekonomi indeks keyakinan konsumen yang turun menjadi sentiment negatif Dolar AS. Angka Indek ini lebih rendah dari ekspektasi. Indek keyakinan konsumen untuk perkiraan bulan November sebesar 97,8, di bawah ekspektasi  100,7.

Pasar sendiri masih merasa khawatir mengenai penundaan RUU pemotongan pajak. Sehari sebelumnya. Pihak Republikan mengeluarkan RUU yang secara nyata berbebeda dengan RUU versi Dewan Perwakilan Rakyat. Para Senator ingin memangkas tingkat pajak korporat menjadi 20% dari 35%, namun implementasinya baru pada tahun 2019. Ini berbeda dengan rencana Republikan yang ingin segera dilakukan.

Indeks Dolar AS, turun dari 94,54 dan ditutup negatif di 94,27 atau turun 0,14%. Dimana jatuhnya Dolar AS ini mendorong penguatan baik Poundsterling ataupun Euro. Kedua mata uang tersebut berhasil menambah kenaikan Kamis terhadap greenback. Dalam perdagangan EURUSD berakhir naik ke $1,1665 atau naik 0,2%. Pada perdagangan GBPUSD, Poundsterling menutup pekan lalu di zona hijau di $1,3198 atau naik 0,4%. Namun greenback sedikit menekan yen di sesi tersebut sehingga USDJPY ditutup naik tipis 0,05% di ¥113,51. Pun demikian pada basis mingguan dolar AS tetap melemah terhadap yen dengan USDJPY berakhir turun 0,52%.

Secara teknikal, perdagangan EURUSD mungkin masih akan berlanjut kenaikannya dimana terkonfirmasi dalam grafik mingguan. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi yang mungkin terjadi mengacu pada grafik harian. Apabila EURUSD mampu menembus level 1.1568, kemungkinan harga akan kembali ke level area 1.1519 – 1.1471 hingga ke 1.1421. Namun sebaliknya apabila menembus level 1.1707, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan kenaikannya ke level 1.1759 hingga ke 1.1813 bahkan ke 1.1863.

Perekonomian UK telah melambat tajam tahun ini setelah referendum Brexit 2016, namun BoE memutuskan untuk menaikkan suku bunga, sebagian karena bank itu percaya bahwa Brexit akan menciptakan tekanan inflasi yang lebih besar karena migrasi yang rendah dan investasi yang lebih lemah. Pada perdagangan GBPUSD, Poundsterling berpeluang melanjutkan kenaikannya berdasarkan formasi grafik mingguannya. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday yang mungkin akan terjadi. Apabila terjadi tekanan jual yang menembus level 1.3084, kemungkinan harga akan kembali ke area 1.3017 hingga ke 1.2950 bahkan ke 1.2881. Namun sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga menembus level 1.3282, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan penguatannya ke area level 1.3343 hingga ke 1.3407 bahkan ke 1.3469.