ESANDAR – Kubu Demokrat menguasai Senat AS, hal ini menghidupkan kembali perdagangan yang bersifat reflektif. Sementara ekspektasi inflasi AS melonjak ke level tertinggi sejak November 2018. Ini menjadi sentiment yang membuat Dolar AS bangkit kembali dari keterpurukannya di posisi terendah dalam beberapa tahun ini.
Indeks dolar AS telah pulih ke 89,47 dari posisi terendah dalam 33-bulan ini di 89,21 yang dicapai pada perdagangan hari Rabu. Namun kenaikan ini nampaknya akan menemui jalur resistensi di posisi terendah dimana pasar obligasi AS menandakan refleksinya.
Imbal hasil 10-tahun AS telah naik di atas 1% untuk pertama kalinya sejak Maret 2020 bersamaan dengan kenaikan tingkat impas 10-tahun AS ke level tertinggi 26-bulan di 2,06%. Pasar obligasi terlihat sebagai refleksi harga, ekspansi tingkat output suatu perekonomian oleh stimulus pemerintah, baik menggunakan kebijakan fiskal atau moneter.
Sementara itu, Federal Reserve sudah menjalankan kebijakan moneter yang sangat mudah. Sementara itu, dengan Demokrat sekarang mengendalikan Senat AS, pasar mengharapkan stimulus fiskal yang lebih besar.
Menurut Bloomberg, perdagangan refleksi mendapatkan kesempatan baru dalam hidup dengan Demokrat mengambil Senat. Dengan demikian, greenback anti-risiko diperkirakan akan tetap di bawah tekanan.
Meski demikian, kenaikan kecil dapat dilihat jika ketegangan AS-China membebani pasar ekuitas.
Menurut Wall Steet Journal (WSJ), pejabat AS dilaporkan mempertimbangkan untuk melarang orang Amerika berinvestasi di Alibaba dan Tencent Holdings. Langkah tersebut diambil menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump untuk melarang transaksi dengan 8 aplikasi perangkat lunak China dan keputusan NYSE untuk menghapus perusahaan telekomunikasi China. Namun, pada saat pers, kontrak berjangka yang terkait dengan S&P 500 naik 0,44%.