Dolar AS Menguat

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar AS naik ke level tertinggi selama dua minggu ini terhadap sejumlah mata uang besar lainnya. Harapan tinggi pasar tertuju pada terwujudnya program reformasi perpajakan AS yang dianggap bisa meningkatkan permintaan atas Dolar.

Pada perdagangan Kamis (07/12/2017), penguatan Greenback bahkan mendorong risk appetite investor. Dolar AS pulih dari dar kerugiannya terhadap yen. Sebelumnya pada hari Rabu, Dolar AS tergelincir terhadap mata uang safe haven,  yen Jepang. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan pengakuannya Yerussalem sebagai ibu kota Israel. Ini dianggap sebagai langkah yang mengancam upaya perdamaian Timur Tengah dan memprovokasi kecaman yang meluas dari banyak pemimpin negara di dunia termasuk para sekutu AS.

Atmosfir negatif tidak berlangsung lama setelah sejumlah harga saham global bergerak naik pada hari Kamis. Tiga hari sebelumnya bursa saham AS mengalami penurunan. Kenaikan ini akibat aksi beli kembali para investor atas sejumlah emiten besar. Naiknya bursa saham mendorong Greenback naik pula. Dolar AS naik 0,7 persen pada hari Kamis dan berakhir di ¥113,06 terhadap yen Jepang.

Hari ini pasar akan memusatkan perhatiannya pada laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat pukul 20.30 WIB, dengan para ekonom melihat AS menciptakan 200.000 pekerjaan baru untuk bulan November. Data ini akan sangat penting dalam menjaga tren penguatan Greenbcuks dan meningkatkan harapan untuk kenaikan suku bunga di awal 2018. Bahkan terhadap sejumlah mata uang, dolar AS mencapai level tertinggi dua minggu di 93,75. Indeks Dolar AS terakhir naik 0,1 persen pada 93,70.

Pada hari Rabu, dari parlemen AS dikabarkan para anggota Senate sepakat untuk berbicara dengan House mengenai rancangan undang-undang pajak, yang menjadi indikasi para anggota parlemen dapat menjembatani perbedaan RUU di antara mereka dan menyetujui sebuah RUU terakhir menjelang batas waktu 22 Desember.

Perlu diperhatikan bahwa meskipun sebagian besar investor melihat reformasi pajak sebagai kebijakan pro-pertumbuhan yang seharusnya mendukung dolar AS, tidak semua analis setuju bahwa reformasi itu akan bernilai positif bagi Greenback. Analis dari BofA Merrill Lynch dalam Outlook 2018, mengatakan bahwa reformasi perpajakan AS justru bisa menimbulkan risiko bagi pertumbuhan ekonomi, dengan efek yang luas.

Euro tergelincir ke level terendah dalam dua minggu ini. Pada perdagangan EURUSD, berkahir di  $1,1767 melawan Greenback pada Jumat pagi, sedikit turun dari level penutupan sesi Kamis di $1,1773. (Lukman Hqeem)