ESANDAR, Jakarta – Dolar AS menguat pada perdagangan Senin (04/12/2017) pada sesi perdagangan Asia. Kenaikan ini didorong lolosnya rancangan undang-undang perpajakan yang diajukan pemerintah Presiden Donald Trump ke Senat.
Meski demikian, penyelidikan keterlibatan Russia dalam memberikan bantuan untuk memenangkan Donald Trump sebagai Presiden AS tengah berlangsung. Bursa Saham Asia menguat selain bursa Jepang.
Setelah terpuruk dalam perdagangan akhir pekan kemarin, Dolar AS bangkit diawal sesi perdagangan minggu ini. Lolosnya RUU tersebut membuat Dolar AS menguat dan memberikan dorongan indek saham menguat, sayangnya tidak dengan indek saham Jepang. Bahkan dalam perdagangan komoditi, harga minyak mentah juga terangkat naik dan diperdagangkan di kisaran harga $58 per barel.
Dalam jangka pendek, Dolar AS nampaknya tengah mencari pijakan yang kokoh sebelum menguat dalam tren panjang. Potensi kenaikan suku bunga diakhir tahun ini telah didengungkan sebagai roket pendorong kenaikan Dolar AS. Meski demikian, pada 2018 nanti diyakini kenaikan dolar AS akan terbatasi.
Sementara itu, perdagangan bursa saham Global mencatatkan kinerja yang menggembirakan. Hingga akhir tahun ini, diperkirakan mereka akan bisa mencatat posisi tertingginya sepanjang sejarah mereka ada. Hal ini didasari atas tingginya perhatian investor atas pendapatan emiten dan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan.
Perdagangan di bursa saham Wall Street memang sempat terpengaruh dengan pemberitaan skandal keterlibatan penasehat keamanan nasional, Michael Flynn kepada FBI terkait masalah keterlibatan Rusia dalam membantu kemenangan Donald Trump di pemilihan presiden kemarin. Sayangnya, Presiden Donald Trump justru menolak keterkaitan dalam hasil penyelidikan ini. Bahkan Trump meminta penyelidik untuk menuntuk ABC News dengan tudingan membuat kesalahan repostase terkait periode-nisasi kasus Flynn ini. Indek S&P 500 akhirnya anjlok 1,6% dan berakhir turun 0,2%.
Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada keputusan yang akan diambil Bank Sentral Australia dan India dalam minggu ini. Selain itu juga masalah Brexit yang mendekati masa tenggat pentingnya. Perdana Menteri Inggris, Theresa May akan melakukan pertemuan di Brussel pada Senin hari ini. Dia akan bertemu dengan Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker. Inggris berharap bisa memenangkan perundingan ini dengan mendapat persetujuan dari 27 negara anggota Uni Eropa, khususnya saat mereka akan melakukan pertemuan tingkat tinggi pada 14 Desember nanti guna membicarakan proses pemisahan Inggris dengan Uni Eropa ini serta bentuk kerja sama baru diantara mereka dimasa depan..
Sejumlah isu yang seharusnya menjadi perhatian pelaku pasar antara lain pada hari Senin adalah perundingan sejumlah Menteri Keuangan Uni Eropa atas sejumlah isu dikawasan tersebut, pemilihan presiden baru dan perdebatan masalah dana talangan (bailout) bagi Yunani.
Para Komisioner dari Komisi Tinggi Eropa akan melakukan pembicaraan mengenai BREXIT pada Rabu besok. Mereka akan memberikan sejumlah rekomendasi sejauh mana kemajuan yang didapat dari negosiasi ini dan masa depannya.
Pemerintah AS akan menutup sejumlah layanannya apabila per 8 Desember kehabisan uang kasnya. Konggres diminta memberikan persetujuan atas tagihan belanja pemerintah. Dunia tenaga kerja AS dianggap membaik, dimana angka pengangguran dibulan November berada pada angka rata-rata terendah selama 17 tahun terakhir ini. Departemen Tenaga Kerja AS juga akan melaporkan angka pendapatan per kapitan dihari Jumat ini.
Pelaku pasar diharapkan juga memperhatikan sejumlah negara yang akan menerbitkan kebijakan moneter dalam minggu ini adalah Australia, Brazil, Kanada, India dan Polandia Polandia.
Bursa-bursa saham di Asia rata-rata menguat, kecuali di Jepang. Indek Nikkei 225 Jepang jatuh 0,3% hingga siang ini. Sementara Indek Korea Selatan KOSPI naik 0,7 %. Indek saham Hong Kong, Hang Seng naik 0,6% setelah saham-saham Cina melonjak. Indek Shanghai sendiri naik 0,1 persen. Pada perdagangan berjangka, Indek S&P 500 naik 0,6%. Sementara indek acuannya masih turun 0,2% dihari Jumat. Indek Asia Pasifik MSCI sendiri naik 0,1%.
Pada perdagangan mata uang, Dolar AS menguat atas hampir semua mata uang utama dalam sesi perdagangan Asia. Indek Dolar AS versi Bloomberg naik 0,3 %. Kenaikan ini membuat Euro terpeleset turun 0,2 % ke $1.1869. Aussie diperdagangkan turun 0,2% ke harga 75.97 per Sen AS. Sementara pada perdagangan Yen Jepang, Yen terpeleset 0,6% ke 112.81 per dolar AS.
Dalam perdagangan komoditi, harga minyak mentah WTI terkorkesi 0,7% ke $57,98 per barel. Sementara harga emas turun 0,5% ke $1,274.69 per ons. (Lukman Hqeem)