Kenaikan harga terjadi di tingkat grosiran Jepang, mendekati rekor tertinggi pada Maret karena krisis Ukraina dan pelemahan yen sehingga mendorong biaya bahan bakar dan bahan mentah, demikian data ekonomi yang disampaikan pada hari Selasa (12/04/2022), menambah ketegangan ekonomi bagi negara yang miskin sumber daya alam dan sangat bergantung pada impor ini. Kenaikan harga di tingkat grosiran mendorong lanju inflasi ditingkat konsumen mendekati target 2%, yang bisa menimbulkan kesulitan bagi bank sentral. Mengingat hal itu bisa melukai perekonomian negeri tersebut yang sejatinya masih belum pulih dari pandemi virus corona.
Indeks harga barang perusahaan (CGPI), yang mengukur harga yang dibebankan perusahaan satu sama lain untuk barang dan jasa mereka, naik 9,5% di bulan Maret dari tahun sebelumnya, data menunjukkan. Itu mengikuti lonjakan 9,7% yang direvisi pada bulan Februari, yang merupakan rekor tercepat, dan melampaui perkiraan pasar rata-rata untuk kenaikan 9,3%. Indeks Maret, di 112,0, merupakan level tertinggi sejak Desember 1982, kata Bank of Japan (BOJ).
Dengan meningkatnya biaya bahan mentah, perusahaan tidak akan dapat menghasilkan uang kecuali mereka menaikkan harga. Hari-hari perang diskon telah berakhir. Inflasi inti di tingkat konsumen dapat meningkat menjadi sekitar 2,5% akhir tahun ini dan tetap di atas 2% lebih lama dari yang diperkirakan, membebani konsumsi dan ekonomi.
Sementara indeks harga impor berbasis yen melonjak 33,4% di bulan Maret dari tahun sebelumnya, data menunjukkan, tanda penurunan yen baru-baru ini meningkatkan biaya impor untuk perusahaan Jepang. Perusahaan Jepang lambat dalam meneruskan kenaikan biaya ke rumah tangga karena pertumbuhan upah yang lemah membebani konsumsi, menjaga inflasi konsumen jauh di bawah target 2% BOJ. Tetapi analis memperkirakan inflasi konsumen inti akan meningkat sekitar 2% dari April karena melonjaknya biaya bahan bakar dan efek yang hilang dari pemotongan biaya ponsel di masa lalu.
Meningkatnya tekanan inflasi mempertinggi kemungkinan BOJ akan merevisi perkiraan inflasi pada tinjauan triwulanan berikutnya yang akan jatuh tempo 28 April, kata para analis. Perkiraan bank saat ini adalah inflasi konsumen inti mencapai 1,1% pada tahun yang dimulai pada bulan April.