Harga emas naik mendekati harga tertinggi tiga minggu ini,

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Indikator ekonomi AS isyaratkan penurunan daya beli masyarakat ditengah kenaikan inflasi. Hal ini mengkhawatirkan dan membuat Dolar AS melemah sehingga harga emas terkerek naik. Harga emas ditutup menguat $23,40 atau 1,76% di level $1353,80 per troy ounce. Sementara Indeks dolar melemah 0,70% di level 88,995.

Pada perdagangan Rabu (14/02/2018) Harga emas berhasil mendekati level tertinggi dalam tiga minggu terakhir ini. Harga emas masih berada di area positif sejak awal pekan ini dengan dukungan bahwa kondisi ekonomi di AS masih sangat rentan untuk mengalami kirisis di kemudian hari.

Kondisi dorongan beli ke harga emas ini terjadi karena ada kondisi yang kurang nyaman di hati investor AS. Meski layanan pemerintahan Donald Trump masih dapat berjalan hingga 2 tahun ke depan, namun berpotensi terusik oleh rencana belanja Trump di sektor infrastruktur dan militer. Disisi lain, anggaran belanja tersebut mengurangi belanja sosial. Trump ingin memperkuat militernya dengan menghabiskan anggaran belanjanya sekitar $1,2 trilyun sehingga dapat membuat defisit anggarannya melejit sebesar $4,4 trilyun di tahun ini.

Dolar AS sendiri mengalami tekanannya seiring dengan berjalan normalnya pasar ekuitas dan sepertinya kondisi ini bisa berlanjut di perdagangan hari ini sebelum rilisnya data inflasi produsen AS nanti malam yang dilanjutkan dengan data aktivitas manufakturnya.

Investor sangat dari hasil data ekonomi AS tadi malam di mana inflasi konsumen mengalami kenaikan dan penjualan ecerannya mengalami penurunan. Kombinasi dari kedua data tersebut dapat diartikan bahwa daya beli konsumen AS akan menurun di kemudian hari. Dan ini membuat JPMorgan langsung merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi AS di tahun ini dari 3% menjdi 2,5%.

Kondisi ini membuat sisi beli emas makin membesar semalam. Inflasi di sisi upah pekerja sendiri mengalami penurunan sekitar 0,2% di bulan lalu, sehingga kekhawatiran agresifnya kenaikan suku bunga AS dapat dikurangi. Sedangkan inflasi inti tahunannya juga masih stabil di angka 1,8% dan sudah bertahan sejak Juli tahun lalu.

Pasar juga khawatir bila terjadi kenaikan inflasi seperti yang terjadi pada beberapa waktu lalu ketika data upah tahunan mengalami kenaikan sehingga pasar langsung panik karena ditakutkan akan terjadi kenaikan suku bunga the Fed yang agresif dengan kenaikan 4 kali di tahun ini. Pasaf ekuitas akan terjadi kepanikan, sehingga investor akan mencari jalan pengaman investasinya alias safe haven. Jika inflasi naik maka suku bunga the Fed berpotensi naik, alhasil kenaikan harga emas endiri juga akan terbatas.

Pada perdagangan hari ini, sejumlah data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas adalah data tenaga kerja Australia, inflasi produsen AS, klaim pengangguran mingguan AS, produksi industri AS.

Harga emas diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikannya. Didukung penutupan positif 1,58% pada akhir sesi kemarin, harga emas berpotensi naik di kisaran 1360 – 1365. Koreksi teknikal, memungkinkan harga emas kembali di 1345- 1340. (Lukman Hqeem)