Harga Minyak

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate ditutup dengan kenaikan pada perdagangan di hari Jumat (29/06/2023) setelah data inflasi utama AS bulan lalu dilaporkan naik namun kurang dari yang diharapkan. Harga minyak mentah WTI untuk pengiriman Agustus ditutup naik $0,78 menjadi $70,646 per barel Agustus.  Minyak mentah Brent, naik $0,57 menjadi $74,91.

Indek Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS untuk bulan Mei, sebagai data yang diantisipasi pasar dilaporkan naik namun kurang dari yang diperkirakan. Angka PCE secara tahunan di bulan Mei dilaporkan sebesar 3,8%, turun dari 4,4% pada bulan April dan jauh di bawah ekspektasi konsensus untuk pembacaan 4,6 %.

PCE Inti, yang menjadi salah satu tolak ukur inflasi pilihan Federal Reserve, turun menjadi 4,6% dari 4,7% tahunan, di bawah ekspektasi kenaikan 4,7%. Hasil yang demikian ini menunjukkan bahwa inflasi AS memang melambat, tetapi mungkin tidak cukup untuk mengubah prospek bank sentral untuk 50 basis poin lagi kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun.

Walaupun tidak ada kejutan naik yang signifikan, pasar masih akan menantang proyeksi Fed dengan laju kenaikan inflasi. Bank Sentral merespon dengan membuka peluang untuk melakukan dua kali kenaikan suku bunga tambahan di tahun ini guna menjinakkan inflasi dan membawanya ke target 2%.

Data datang sehari menjelang dimulainya satu juta barel per hari pengurangan produksi Juli dari Arab Saudi, yang diperkirakan akan membantu menurunkan persediaan global karena pasokan turun di bawah permintaan musim panas yang meningkat di tengah meningkatnya impor dari China dan banyak pengamat memperkirakan harga minyak. naik sebagai pasokan ketat.

Secara teoritis, dengan fundamental yang demikian, harga minyak WTI semestinya dapat kembali ke $80 per barel, meski masih terasa sangat jauh mengingat sentimen pasar saat ini. Namun demikian, terlihat harga WTI dan Brent akan di rata-rata pada kisaran $76,75/bbl dan $80,75/bbl hingga pada semester kedua 2023.

Ada potensi penurunan harga makanan yang dapat menjadi tantangan. Namun dengan pengetatan pasar fisik yang benar-benar dapat terjadi pada bulan Juli, dapat menjadi katalis dalam jangka pendek.