ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan mata uang hari Kamis (21/02), Euro relative stabil terhadap dolar AS. Sejumlah data ekonomi dikawasan euro bervariasi. Bahkan data Aktivitas bisnis Prancis secara mengejutkan menguat di bulan Februari.
Aktivitas bisnis Prancis naik lebih dari yang diharapkan karena pertumbuhan manufaktur membantu mengimbangi kelonggaran dalam layanan yang telah membuntuti perusahaan setelah protes anti-pemerintah, meskipun angka PMI Jerman lebih dari gambaran campuran.
Sejumlah data yang lemah sejak Januari telah merusak dukungan untuk mata uang tunggal Eropa ini, dan mendorong investor untuk merevisi ekspektasi inflasi mereka menjadi turun untuk beberapa bulan mendatang dan menarik hasil obligasi inti lebih rendah.
Sementara dalam perdagangan Poundsterling, GBPUSD menanjak pada hari Kamis dengan harapan bahwa Perdana Menteri Theresa May dapat mengamankan perubahan pada kesepakatan Brexit dari Uni Eropa.
Mata uang Inggris telah berayun liar di sesi baru-baru ini karena May mencoba membujuk kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker untuk memodifikasi kesepakatan penarikan dan kemudian mendapatkan perjanjian kembali melalui parlemen Inggris. Jika dia gagal, Inggris bisa keluar dari blok perdagangan terbesar dunia pada 29 Maret tanpa kesepakatan.
Tetapi pound bisa melompat lebih tinggi jika dia mendapat kesepakatan direvisi melalui parlemen, karena investor mulai melihat jalur melalui Brexit yang kurang berbahaya bagi perekonomian. Poundsterling sempat ke posisi tertinggi di $ 1,3093 setelah menteri keuangan Inggris Philip Hammond mengatakan bahwa pembicaraan dengan Brussels telah konstruktif dan bahwa anggota parlemen dapat memberikan suara pada kesepakatan yang direvisi pada awal minggu depan.
Kemudian jatuh kembali ketika sumber pemerintah Inggris meredam prospek kesepakatan Brexit yang akan terjadi. Sumber itu mengatakan, tidak mungkin Inggris bisa mengamankan perubahan dari UE sebelum pemungutan suara parlemen dilakukan minggu depan. May akan mengadakan pertemuan bilateral dengan para pemimpin UE pada akhir pekan.
Aussie sebagai mata uang komoditas turun pada hari Kamis setelah bursa saham global dan asset beresiko lainnya melemah ditengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Sejumlah data ekonomi manufaktur di beberapa kawasan mengalami pelemahan dibulan Februari sehingga memberikan tanda kegelisahan perlambatan ekonomi pada tahun ini.
Meskipun data pekerjaan Australia cukup stabil namun tidak mampu mengangkat aussie. Laju pertumbuhan sektor tenaga kerja Australia mengalami lonjakan hingga mampu melampaui ekspektasi di bulan Januari lalu, seiring perusahaan yang melakukan perekrutan pekerja penuh waktu.
Biro Statistik Australia (ABS) melaporkan jumlah lapangan kerja yang berhasil diciptakan selama bulan Januari, tercatat sebanyak 39,100 pekerjaan, lebih banyak dibandingkan revisi turun di angka 16,900 pada bulan Desember lalu, namun dinilai masih tetap kuat diatas perkiraan pasar sebesar 15,000.
Dollar AS terkoreksi terhadap yen setelah di hari Kamis, data ekonomi pesanan baru untuk barang-barang modal utama buatan AS secara tak terduga turun pada bulan Desember, data menunjukkan pada hari Kamis, di tengah menurunnya permintaan untuk mesin dan logam primer, menunjukkan belanja bisnis yang lamban pada peralatan yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Data hari Kamis juga menunjukkan bahwa indeks aktivitas manufaktur wilayah Bank Sentral Philadelphia turun ke -4,1 bulan ini dari 17,0 pada Januari. Itu adalah bacaan negatif pertama sejak Mei 2016. (Lukman Hqeem)