Perang Dagang - Dari Perang Dagang menjadi Perang Mata Uang - Dolar AS vs Yuan 2

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Perang dagang yang telah dimulai dalam beberapa minggu ini, telah menyulut spekulasi akan berkembang menjadi perang mata uang. Pemerintahan Donald Trump telah meluncurkan serangkaian langkah-langkah perdagangan dan investasi yang menempatkan Cina tepat di garis bidiknya. Ini merupakan bagian kedua, dari tiga bagian artikel ini.

Sampai saat ini, pemerintahan Donald Trump memang belum mengambil tindakan langsung terhadap yuan. Tetapi jika melihat ekspor dan investasi Cina sebagai ancaman, mungkin hanya masalah waktu sebelum menargetkan mata uang Cina juga.

Sejak krisis keuangan global 2008, pemerintah Cina telah berusaha keras untuk mempromosikan reputasi internasional yuan. Ini telah mempermudah peraturan sehingga lebih banyak transaksi terkait perdagangan dapat diselesaikan dalam yuan, sehingga melewati mata uang faktur tradisional seperti dolar AS.

Cina juga telah membentuk jaringan bank kliring-yuan yang membentang di pusat keuangan di seluruh dunia. Serta membudidayakan pasar aktif untuk deposito yuan dan obligasi yuan di Hong Kong dan di tempat lain. Beijing juga telah mencapai kesepakatan pertukaran mata uang dengan puluhan bank sentral asing, dengan harapan bahwa yuan akan menjadi aset cadangan global baru.

Sementara itu, Cina mencapai tonggak utama pada tahun 2015, ketika Dana Moneter Internasional (IMF) setuju untuk memasukkan yuan dalam keranjang mata uang yang menentukan nilai aset cadangan sintetisnya, Special Drawing Right (SDR).

Sebelumnya, status istimewa itu hanya diberikan kepada Dolar AS, Poundsterling Inggris, Yen Jepang dan Euro Eropa. Inklusi dalam keranjang mata uang SDR dengan demikian memberikan dorongan besar bagi posisi internasionalisasi yuan, dan mendorong Cina untuk melangkah lebih jauh dalam mempromosikan mata uang.

Baru-baru ini, Cina juga dikabarkan telah meluncurkan perdagangan berjanka baru untuk minyak mentah berdenominasi yuan. Oleh beberapa pengamat dilihat sebagai tantangan langsung terhadap dolar AS.

Sebagai bagian dari tawarannya yang semakin ambisius untuk pengaruh global, Cina memiliki tujuan untuk mengembangkan mata uang yang dapat menjadi layak bagi negara adikuasa global. AS telah lama diuntungkan dari posisi dominan dolar di pasar keuangan dan cadangan bank sentral, kini Cina ingin memetik hasil yang serupa. Pasalnya, jika kenaikan yuan yang datang dengan mengorbankan dolar, itu akan buruk.

Sebelum Trump, kebijakan AS untuk mempertahankan keutamaan dolar sebagian besar pasif, atau boleh dikatakan melalui jalan damai. Bahkan ketika sudah jelas bahwa Cina mempromosikan yuan sebagai alternatif terhadap dolar, pemerintahan Obama tidak berbuat banyak untuk mempertahankan greenback. BERSAMBUNG … (Lukman Hqeem)