Indek kepercayaan produsen menurun , indikasi adanya kekhawatiran dampak perang dagang AS dan dampak bencana alam lalu. (Lukman Hqeem)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Indek Kepercayaan Produsen Jepang melemah untuk kuartal ketiga pada bulan September. Demikian hasil survei Bank of Japan yang diumumkan hari Senin (01/10).


Turunnya indek ini mencerminkan kekhawatiran para produsen tersebut tentang dampak perang dagang dan serangkaian bencana alam yang melanda Jepang sepanjang musim panas ini. Indeks utama mengukur sentimen produsen besar ‘adalah pada 19 pada periode Juli-September, dibandingkan dengan 21 pada survei sebelumnya pada bulan Juni, menurut survei Tankan kuartalan Bank of Japan.


Sementara pada minggu lalu, Presiden Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bersepakat untuk mengadakan perundingan dalam hal perjanjian perdagangan bilateral dalam pengaturan yang membebaskan Jepang dari tarif otomatis sementara negosiasi sedang berlangsung.

Sayangnya, sejumlah analis mengatakan Jepang dapat menemukan dirinya di bawah tekanan lagi. Sebagaimana yang dikatakan Kiichi Murashima dari Citigroup, bahwa jika AS dan Jepang tidak bisa mencapai persetujuan dalam Langkah-langkah untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan terus-menerus, akan muncul tekanan baru dari AS, dimana yang paling disasar nantinya adalah tarif masuk kendaraan Jepang.

Survei juga menunjukkan sebagian perusahaan di Jepang tetap berhati-hati tentang rencana bisnis mereka di tengah ketidakpastian yang berkembang. Produsen besar mengharapkan keuntungan turun 6,9% pada akhir tahun Maret 2019. Itu didasarkan pada asumsi bahwa dolar akan diperdagangkan pada rata-rata 107,40 yen pada tahun bisnis ini. Perusahaan-perusahaan besar berencana untuk meningkatkan investasi modal mereka pada tahun fiskal saat ini sebesar 13,4%, peningkatan 13,6%.


Sementara itu, indeks tangki untuk non-produsen besar ditambah 22 dalam survei September, dibandingkan dengan 24 pada kuartal sebelumnya. Pembacaan sedikit lebih tinggi dari perkiraan oleh ekonom untuk plus 23. (Lukman Hqeem)