Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga minyak turun dalam perdagangan yang bergejolak pada hari Senin (27/02/2023), karena dolar yang lebih kuat dan kekhawatiran risiko resesi mengimbangi kenaikan yang timbul dari rencana Rusia untuk memperdalam pengurangan pasokan minyak.

Harga minyak mentah di bursa berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada $75,98 per barel, 34 sen, atau 0,5% lebih rendah, sementara minyak mentah Brent berjangka turun 48 sen, atau 0,6%, menjadi $82,68 per barel pada 14:33 WIB. Kedua harga jenis minyak ini ditutup naik lebih dari 90 sen pada hari Jumat.

Indek Dolar AS (DXY) melayang di dekat puncak tujuh minggu pada hari Senin setelah serangkaian data ekonomi AS yang kuat memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve harus menaikkan suku bunga lebih lanjut dan lebih lama. Dolar yang kuat membuat harga komoditas dalam mata uang AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Minyak mentah terus mengambil arah dari sentimen di pasar keuangan yang lebih luas. Ketakutan Fed yang hawkish kembali mengemuka pada hari Jumat setelah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), melonjak 0,6% bulan lalu setelah naik 0,2% pada bulan Desember.

Risk Aversion di kalangan investor terus meningkat, membuat minyak mentah kemungkinan akan berada di bawah tekanan baru. Sentimen lain yang turut menambah tekanan turun adalah persediaan minyak mentah AS melonjak ke level tertinggi sejak Mei 2021 pekan lalu, data dari Lembaga Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan. Data EIA terus menimbulkan lebih banyak pertanyaan alih-alih memberikan kejelasan di pasar, merujuk pada penyesuaian pasokan yang tajam dalam data yang berkontribusi pada peningkatan tersebut.

Di sisi penawaran, Rusia berencana untuk memotong ekspor minyak dari pelabuhan baratnya hingga 25% pada bulan Maret dibandingkan Februari, melebihi pemotongan produksi yang diumumkan sebelumnya sebesar 5%.

Harga minyak turun sekitar seperenam tahun sejak 24 Februari 2022, ketika pasukan Rusia pertama kali memasuki Ukraina. Dua minggu setelah invasi, harga melonjak ke rekor tertinggi hampir $128 per barel karena kekhawatiran pasokan tetapi sejak itu mereda karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Rusia menghentikan pasokan minyak ke Polandia melalui pipa Druzhba, kepala eksekutif kilang Polandia PKN Orlen mengatakan pada hari Sabtu, sehari setelah Polandia mengirimkan tank Leopard pertamanya ke Ukraina.

Secara terpisah, investor bersiap untuk survei manufaktur China minggu ini untuk arah yang jelas pada permintaan minyak. China mengadakan pertemuan parlemen tahunannya mulai akhir pekan ini dan akan melihat target dan kebijakan ekonomi baru. Diyakini bahwa Beijing siap menegaskan kembali prioritas kebijakan untuk mendukung pertumbuhan. Pasar berharap lebih banyak dukungan kebijakan kedepannya.