ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan Kamis (08/02/2018) bursa saham baik di Wall Street, Eropa ataupun di Asia, berakhir turun, kecuali KOSPI. Penurunan juga terjadi pada Dolar AS oleh beragam sentimen dari luar. Secara mingguan, perdagangan terus volatile di seluruh pasar saham dunia pada minggu ini, dengan pasar Asia Pasifik ditutup lebih tinggi.
Dari Wallstreet dikabarkan perdagangan hari ini berakhir turun tajam. Meski indikator ekonomi AS menunjukkan pendapatan yang kuat dan data ekonomi yang solid, tidak cukup juga untuk mengatasi kegelisahan pasar dari potensi kenaikan suku bunga AS. Nilai imbal hasil obligasi AS 10 tahun tercatat diperdagangkan pada 2.866 persen pada Kamis, melanjutkan kenaikannya ke level tertinggi multi tahun.
Klaim pengangguran cukup kuat, secara mingguan mencapai titik terendah dalam 45 tahun. Jumlah klaim hanya sebanyak 221.000, turun dari 230.000 di minggu sebelumnya. Saham Twitter dan Grubhub melaporkan hasil pendapatan per kwartal yang lebih baik dari perkiraan. Saham Twitter melonjak 16 persen, sementara saham Grubhub melonjak 25 persen lebih tinggi.
Sementara di Eropa, Indek saham DAX Jerman turun lebih dari 3 %. Saham Societe Generale membukukan penurunan pendapatan bersih per kwartal sebesar 82%. Penurunan ini berdampak pada biaya restrukturisasi dan biaya terkait pajak. Sementara saham Commerzbank juga menurun sebesar 51% selama kuartal keempat.
Dari Asia dilaporkan bahwa indek bursa Hangseng tertekan dipicu jatuhnya saham-saham di sektor perbankan. Saham Industrial and Commercial Bank of China anjlok 4.35 persen dan saham Bank of China kehilangan 3.49 persen. Pelemahan indeks terbatasi oleh kenaikan saham teknologi. Dipimpin kenaikan saham unggulan Tencent yang menguat 1.49 %.
Begitu juga dengan Indek Nikkei Jepang yang tertekan sejak awal perdagangan. Aksi investor untuk melepas saham meningkat. Indek juga terbebani dari hasil perdagangan Wallstreet seiring kenaikan yield obligasi AS. Saham finansial dan produsen otomotif diperdagangkan lebih tinggi, saham Toyota naik 2.43 persen, saham Fanuc Manufacturing menguat 3.57 persen dan saham Mitsubishi UFJ Financial Group naik 1.09 persen. Nikkei masih turun hampir 6 persen sejauh minggu ini.
Ditengah penurunan bursa saham global, volatilitas di bursa saham Seoul mampu mendorong indek Kospi menanjak. Saham sektor teknologi memimpin perdagangan. Saham Samsung Electronics naik 0.44%. SK Hynix naik 3.94 %. Saham sektor manufaktur beragam, saham Steelmaker Posco ditutup turun 1.23 %, saham Hyundai Steel tergelincir 0.55 % namun saham Samsung Engineering melonjak 1 %.
Pada perdagangan mata uang, Aussie melemah. Pasangan AUDUSD melemah untuk minggu kedua berturut-turut, menutup delapan dari sembilan hari perdagangan terakhir dengan menurun. Sentimen negatif berasal dari pernyataan RBA mengenai Kebijakan Moneter triwulanan yang tidak mengubah arah kebijakan sebagaimana harapan pasar. Pelaku pasar setidaknya tidak akan lagi mengantisipasi kenaikan suku bunga yang signifikan sampai tahun depan.
Pasangan EURUSD yang sempat tertekan di awal, kemudian berbalik menguat. Menguji level resistensi di 1.2300, namun Euro gagal lalu turun didukung oleh kenaikan imbal Obligasi AS dan Eropa. Poundsterling juga terpantau sempat menyentuh level tertinggi di 1.4065 lalu turun sekitar 180 pips jelang sesi AS berakhir. Cable naik ke puncak menyusul keputusan Bank of England dan pidato Carney. Carney mengatakan bahwa ekonomi Inggris tetap luas sejalan dengan perkiraan dan tekanan inflasi cenderung menguat. Mengenai suku bunga, Carney menekankan kenaikan suku bunga ekstra akan bertahap dan terbatas.
Pada perdagangan USDJPY terpantau melambung ke sisi negatif selama sesi AS di tengah meningkatnya risk aversion mencapai level terendah harian di 108.57. Dari posisi terendah terpantau sedikit rebound karena saham AS memangkas kerugian.
Sementara di pasar komoditi, harga Emas berhasil naik kembali dari level terendah di 1306.90. Penguatan ini seiring dengan melemahnya dolar AS. (Lukman Hqeem)