ESANDAR, Jakarta – Kembali bursa saham S&P 500 dan NASDAQ memecahkan rekor. Kedua bursa ini naik untuk keenam kalinya secara beruntun pada perdagangan Selasa (09/01/2018).
Sentimen kenaikan bursa saham melanjutkan kenaikan sejak 2017, hingga pergantian tahun ini dan masih memberikan dorongannya. Ketiga indek bursa saham AS naik antara 21%-30% selama setahun kemarin. Kenaikan indek ini didukung sejumlah factor, diantaranya pertumbuhan ekonomi global yang membaik, pertumbuhan pendapatan perusahaan dan antusias pasar menyambut UU Perpajakan yang baru dimana pajak korporasi dipangkas.
Indek Dow Jones berakhir naik pula sebesar 102.80 poin atau 0.4%, ke 25,385.80. Kenaikan ini didukung naiknya saham Boeing Co. atas laporan keuangan mereka yang menyatakan bahwa pabrikan pesawat ini mencatat penjualan yang baik sepanjang 2017. Saham Boeing naik 57 poin sementara saham Johnson & Johnson naik 15 poin. Indek S&P 500 naik 3.58 poin atau 0.1%, ke 2,751.29, dipimpin kenaikan saham-saham layanan kesehatan dam sektor keuangan. Kenaikan ini memecahkan rekor enam kali kenaikan beruntun yang merupakan kenaikan terpanjang mereka sejak 1964. Indek Nasdaq naik 6.19 poin atau kurang dari 0.1%, ke 7,163.58. Meski kecil, namun kenaikan ini berhasil membukukan rekor kenaikan yang lebih panjang, naik beruntun enam sesi perdagangan yang juga mencatat kenaikan terpanjang mereka sejak 1992-1999.
Pada perdagangan di bursa Eropa dan Asia juga menguat. Bursa saham Jerman naik, meskipun momentum tersebut tampaknya telah melambat setelah Bank of Japan memangkas seukuran penawaran obligasi pembelian kembali dalam operasi pasar terbarunya. Indeks DAX naik 29 poin atau 0.22 persen pada 13,397 pada akhir transaksi pembukaan setelah ditutup 0.4 persen lebih tinggi pada sesi sebelumnya.
Indek Nikkei 225 Jepang naik 0.57 persen, atau 135.46 poin, ditutup pada 23,849.99 karena pasar dibuka kembali setelah akhir pekan yang panjang. Saham Jepang juga mencapai level tertinggi 26 tahun, dengan sentimen terangkat oleh rekor tertinggi di Wall Street semalam dan penjualan Desember yang kuat dilaporkan oleh perusahaan pakaian Fast Retailing di gerai pakaian Uniqlo di Jepang.
Dari Korea Selatan dikabarkan bahwa Indeks Kospi turun 0.12 persen menjadi ditutup pada 2,510.23 di tengah pembicaraan yang sedang berlangsung antara Korea Selatan dan Korea Utara. Dimana Korea Selatan mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk segera mengangkat sanksi terhadap Korea Utara jika diminta, agar pihak kedua dapat mengambil bagian dalam permainan tersebut. Sementara saham Samsung Electronics turun 3.11 persen setelah perusahaan tersebut mengumumkan panduan pendapatan kuartal keempat pada hari Selasa. Raksasa teknologi tersebut memperkirakan memperkirakan laba usaha sebesar 15.1 triliun won (14.13 miliar dolar AS) untuk kuartal tersebut.
Sementara Indeks Hang Seng Hong Kong naik 111.88 poin atau 0.4 persen menjadi 31,011.41 setelah data bank sentral menunjukkan cadangan devisa China meningkat pada bulan sebelas berturut-turut di bulan Desember. Dimana cadangan devisa naik $ 20.7 miliar menjadi $ 3.14 triliun pada akhir Desember, mencapai tingkat tertinggi sejak September 2016. Sementara saham perusahaan teknologi dan kasino sebagian besar lebih tinggi, dengan Tencent melonjak 1.23 persen dan Sands China menguat 4.01 persen.
Dari pasar komoditi dikabarkan kenaikan harga minyak mentah yang ditutup mendekati harga $63 per barel. Ini merupakan kenaikan tertinggi, setidaknya sejak Desember 2014. Meski demikian, harga logam mulia tidak juga ikut naik. Harga emas berakhir turun untuk kedua kalinya setelah Indek Dolar AS naik tipis mengkonfirmasi penguatan Dolar AS. (Lukman Hqeem)