Pasar ekuitas Asia jatuh pada hari Jumat (21/04/2023), mengikuti kerugian di Wall Street karena hasil pendapatan perusahaan yang beragam, meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut membebani sentimen. Investor juga bereaksi terhadap data yang menunjukkan inflasi inti Jepang bertahan stabil di bulan Maret, sementara survei swasta untuk Jepang dan Australia menunjukkan perluasan aktivitas manufaktur untuk kedua negara. Indeks Nikkei 225, Kospi, dan Hang Seng semuanya menurun.
Bursa saham Hong Kong jatuh 321,24 poin atau 1,57% menjadi berakhir pada 20.075,73, tercatat sebagai penutupan terendah sejak 28 Maret. Kinerja sepekan adalah turun 2% untuk minggu ini, ditekan oleh meningkatnya kekhawatiran tentang ketegangan China-AS.
Presiden Biden sebagaimana dilaporkan bertujuan untuk menandatangani perintah eksekutif dalam beberapa minggu mendatang yang akan membatasi investasi di bagian penting ekonomi China oleh bisnis AS. Sementara itu, Beijing berencana untuk melakukan latihan militer intensif di daerah yang mencakup perairan lepas pantainya dan di Laut China Selatan di tengah ketegangan dengan Taipei dan Washington.
Penurunan yang terjadi di bursa berjangka AS juga mengguncang sentimen pasar, karena kehati-hatian tumbuh berkembang setelah data penjualan rumah yang ada turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Maret sementara klaim pengangguran awal naik untuk minggu kedua.
Kerugian meluas, dimana sektor teknologi turun (-3,3%), konsumen turun (-2,2%), dan keuangan turun (-1,3%,). Saham SenseTime Group tergelincir 11,7%, diikuti oleh BYD Electronic yang turun (-5,8%), China Hongqjao turun (-5,2%), Country Garden Services turun (-5%), China Feihe turun (-4,1%), dan Yadea Group turun
(-3,6%).
Pada perdagangan di bursa saham Tokyo Jepang, Indeks Nikkei 225 turun 0,33% menjadi ditutup pada 28.564 sementara Indeks Topix yang lebih luas turun 0,23% menjadi 2.035, dimana indeks sebelumnya mundur dari tertinggi delapan bulan, karena meningkatnya ketidakpastian ekonomi global dan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut di Barat masih membebani sentimen perdagangan.
Sementara itu, investor mencerna data yang menunjukkan inflasi inti Jepang mencapai 3,1% di bulan Maret, tidak berubah dari bulan Februari yang merupakan yang terendah dalam lima bulan. Aktivitas manufaktur di negara tersebut juga meningkat pada bulan April di tengah pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Kerugian penting terlihat dari indeks disumbang oleh saham-saham kelas berat seperti Mitsubishi UFJ turun (-2,2%), SoftBank Group turun (-1,9%), Toyota Motor turun (-0,6%), Fast Retailing turun (-1,8%) dan Oriental Land turun (-2,1%).
Namun, indeks Nikkei 225 dan Topix masing-masing naik 0,25% dan 0,81% minggu ini, untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut.