Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Bursa saham Asia menguat kembali dalam perdagangan di hari Selasa (21/12/2021) setelah jatuh tajam di sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran tentang penyebaran varian Omicron di seluruh dunia dan dampaknya terhadap pemulihan ekonomi global.

Indek Shanghai China naik 31,52 poin, atau 0,9 persen, menjadi 3.625,12 karena investor menyambut upaya pembuat kebijakan untuk menopang sektor properti yang bermasalah. Hal ini berimbas positif bagi perdagangan di Bursa Hong Kong, dimana Indek Hang Seng mampu berakhir naik 226,47 poin, atau 1 persen, menjadi 22.971,33 setelah dua hari mengalami kerugian besar.

Bursa saham Jepang menguat, dipimpin oleh kenaikan saham-saham kelas berat dari sector teknologi. Indeks Nikkei 225 melonjak 579,78 poin, atau 2,1 persen, menjadi menetap di 28.517,59 setelah jatuh hampir 4 persen dalam dua sesi sebelumnya. Topix yang lebih luas berakhir 1,5 persen lebih tinggi pada 1.969,79.

Tokyo Electron melonjak 4,4 persen dan Advantest melonjak 4,6 persen setelah Micron Technology Inc., pembuat chip memori terbesar AS, mengalahkan ekspektasi pasar dengan memberikan hasil kuartalan yang lebih kuat. Investor teknologi SoftBank Group naik 1,1 persen setelah serangkaian kerugian baru-baru ini. Perusahaan farmasi Shionogi & Co melonjak 5,3 persen setelah mengatakan telah mengkonfirmasi kemanjuran terhadap varian Omicron dari virus corona baru dari obat oral Covid-19 yang saat ini sedang dikembangkan.

Sementara Bursa Saham Seoul menambah kenaikan moderat di tengah bargain hunting setelah jatuh baru-baru ini. Kospi naik tipis 12,03 poin, atau 0,4 persen, menjadi 2.975,03 setelah jatuh hampir 2 persen di sesi sebelumnya. Saham terkait chip berkinerja baik, dengan Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing naik 1,3 persen dan 3,3 persen. Dalam berita ekonomi, data bank sentral menunjukkan bahwa harga produsen Korea Selatan meningkat selama 13 bulan berturut-turut di bulan November didukung oleh kenaikan harga minyak dan energi.