Bursa saham Asia mengawali perdagangan tahun ini dari zona merah.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Kajian ekonomi China terkini menunjukkan sektor manufaktur mengalami pelemahan. Hal ini menjadi sentiment negatif dihari pertama perdagangan bursa saham Asia di tahun 2019.


Bursa saham China turun, dimana indek Shanghai turun 1,1% ke 2.465,29. Bursa saham Hong Kong turun dan membuat Indek Hang Seng turun 2,6% menjadi 25.161,03. Bursa saham Jepang masih tutup. Indek Kospi Seoul, harus kehilangan 1,3% ke 2.013,80.


Kajian terkini yang dilakukan oleh pemerintah China atas sejumlah pabrik dan majalah bisnis utama menunjukkan aktivitas melemah pada bulan Desember. Disinyalir permintaan global dan domestik mengalami penurunan.


Sejumlah analis telah memperkirakan hal ini dan mengatakan bahwa hal itu dapat mengirimkan gelombang kejut kedalam perekonomian Asia. Mengingat sejumlah bahan baku dan komponen berasal dari pabrik-pabrik Cina. Pertumbuhan ekspor China telah tertahan karena produsen bergegas untuk memenuhi pesanan sebelum kenaikan tarif baru AS diberlakukan sebagai kelanjutan Perang Dagang AS – China. Pun demikian, sejumlah analis juga memperkirakan bahwa efeknya mungkin juga memudar.


Sebagaimana dikatakan oleh Wisnu Varanathan, dari Mizuho Bank, menurutnya penurunan sektor manufaktur China ini “menimbulkan beberapa tanda bahaya,” dalam sebuah laporan. Penurunan ini “tidak sepenuhnya mengejutkan mengingat kondisi perdagangan global yang lebih menantang,” tetapi “berpotensi gejala mundurnya permintaan yang jauh lebih tajam,” kata Varathan. Ditambahkan olehnya bahwa hubungan perdagangan dan investasi China dengan tetangganya berarti mengalami perlambatan dan akan bergaung lebih luas ke eksportir Asia lainnya, ujarnya.


Dalam perdagangan mata uang pagi ini, nilai tukar Dolar AS terhadap Yen Jepang, dalam USDJPY turun ke 109,36 yen dari 109,67 pada Senin kemarin. Sementara Euro juga turun dalam perdagangan EURUSD, menjadi $ 1,1446 dari $ 1,1466.


Melemahnya Dolar AS tidak serta merta menjadi dorongan positif bagi harga komoditi. Lazimnya, harga komoditi akan bergerak terbalik dengan nilai tukar Dolar AS. harga minyak mentah AS harus turun 41 sen ke $ 45 per barel dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sementara dalam perdagangan berjangka, harga minyak naik 8 sen pada hari Senin menjadi ditutup pada $ 45,41. Brent, sebagai minyak mentah patokan global, juga turun harganya sebesar 53 sen menjadi $ 53,27 per barel di Bursa London. Harga ini naik 59 sen dari sesi sebelumnya yang ditutup pada $ 53,80. (Lukman Hqeem)