Memegang uang tunai saat ini sangat penting, ditengah ketidak pastian Wall Street.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar Amerika Serikat melemah pada hari Senin (31/12), tetapi berada di jalur untuk mencatat kenaikan tahunan terbaiknya dalam tiga tahun. Meskipun dalam periode ini ditandai oleh kekhawatiran akan melemahnya ekonomi global sebagai dampak perang tariff. Pelemahan pertumbuhan internasional dan sikap Federal Reserve dalam kebijakan normalisasi suku bunga menjadi sentiment dominan.


Indek Dolar AS turun 0,3% ke 96,111. Indeks yang mengukur kekuatan dolar terhadap setengah lusin mata uang, mencatat kenaikan sebesar 4,3% di 2018. Catatan ini merupakan kinerja tahunan terbaik mereka sejak turun 9,3% pada 2015.


Sayangnya, Greenbacks berada dalam tren pelunakan akhir-akhir ini. Sempat kehilangan 0,6% dalam perdagangan minggu lalu, di tengah meningkatnya ketidakpastian tentang seberapa agresif Fed akan menaikkan suku bunga tahun depan dan tahun-tahun mendatang.


Seperti diberitakan bahwa The Fed menaikkan suku bunga untuk kesembilan kalinya pada dua minggu lalu. Namun Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell mengisyaratkan bahwa bank sentral mungkin lebih ragu untuk melakukannya di tengah tanda-tanda “arus lintas” di pasar dan memperlambat pertumbuhan di luar negeri.


Ini menjadi bukti bahwa dampak bentrokan perdagangan antara AS dan China telah berdampak pada greenback pula. Ketegangan perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia telah menjadi sumber kekuatan utama bagi dolar AS, dengan para pedagang memandang dolar sebagai surga jika perselisihan tarif semakin memburuk.


Pada hari Sabtu (29/12), Presiden AS Donald Trump mencuitkan bahwa ia dan Presiden Cina Xi Jinping baru-baru ini telah berbicara melalui sambungan telepon dan membuat “kemajuan besar” dalam pembicaraan perdagangan yang dijadwalkan selesai pada 1 Maret. Sebuah tim yang terdiri sejumlah pejabat tingkat menengah AS akan mengadakan pertemuan pendahuluan di Beijing pada minggu ini.


Melemahnya Dolar AS mendorong penguatan aset surgawi, seperti yen Jepang dalam perdagangan USDJPY, menguat terhadap greenback. Satu dolar dibeli ¥ 109,59, turun dari ¥ 110,27 Jumat malam di New York. Sementara itu, franc Swiss dalam perdagangan USDCHF, berada di 0,9821, turun dari 0,9843 franc pada akhir minggu lalu.


Dolar Australia dalam perdagangan AUDUSD naik 0,1%. Aussie sangat sensitif terhadap perkembangan dalam pembicaraan perdagangan karena hubungannya dengan Cina, naik untuk membeli di 0,7046. Sentimen atas Aussie ini bisa lebih baik jika ada kejelasan lebih lanjut tentang bagaimana AS dan China dapat mencapai kesepakatan perdagangan yang ideal. Para investor telah mempertahankan skeptisisme mereka bahwa konfrontasi diantara keduanya dapat menjadi berkepanjangan sebelum keputusan formal diambil.


Sementara itu, penutupan sebagian layanan pemerintah AS tampaknya akan memasuki Januari, menghasilkan angin sakal bagi Dolar AS. (Lukman Hqeem)