ESANDAR – Mengikuti hasil perdagangan di bursa saham AS akhir pekan kemarin, bursa saham Asia pagi ini dibuka menguat meski harga minyak mentah terus turun. Kenaikan bursa saham AS ditunjang dengan kabar bahwa jumlah kematian akibat wabah Corona diakhir pekan mengalami perlambatan. Sementara jatuhnya harga minyak pagi ini muncul setelah kabar bahwa pertemuan Rusia dan Arab Saudi ditunda pada Kamis lusa.
Bursa saham berjangka AS naik bersamaan dengan kenaikan di pasar ekuitas Asia karena korban kematian virus corona di Italia dan beberapa negara yang paling parah di dunia turun pada hari Minggu.
Pada waktu ditulis, berjangka terkait dengan S&P 500, indeks ekuitas Wall Street, melaporkan kenaikan lebih dari 3%. Sementara itu, indeks Nikkei Jepang, Kospi Korea Selatan masing-masing naik 3% dan 2,5%. Bursa saham di Australia juga naik lebih dari 2% pada hari itu.
Sementara jumlah kematian di New York naik menjadi 4.159 pada hari Minggu, jumlah kematian yang dilaporkan adalah 594 dibandingkan dengan 630 sehari sebelumnya. Di tempat lain, angka kematian Italia turun ke level terendah dalam dua minggu pada hari Sabtu, sementara itu di Spanyol tumbuh 674 pada hari Minggu dibandingkan 809 pada hari Sabtu menurut CNBC.
Perlambatan dalam angka kematian cukup menggembirakan, tetapi terlalu dini untuk mengetahui apakah perubahan tersebut mengindikasikan tren, sebagaimana dicatat oleh Gubernur New York Andrew Cuomo.
Sementara ekuitas adalah tawaran yang lebih baik, harga minyak masih di zona merah dimana West Texas Intermediate (WTI) saat ini turun lebih dari 5,5% dan minyak Brent menumpahkan 6% dari nilainya, mungkin karena keputusan oleh Arab Saudi dan Rusia untuk sementara menggeser pertemuan ke Kamis bukannya Senin. Pertemuan akan diadakan akhir pekan ini untuk menempa gencatan senjata pada output dan menstabilkan harga minyak yang terpukul.