ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia beragam gerak, di tengah melemahnya pasar AS menyusul komentar oleh Presiden Donald Trump bahwa ia ingin Federal Reserve untuk mundur dari rezim kebijakan moneternya yang ketat.
Trump mengatakan kepada CNBC bahwa tidak “senang” bahwa AS berada dalam posisi yang kurang menguntungkan dengan bank-bank sentral di Eropa dan Jepang mempertahankan kebijakan moneter yang longgar.
“Karena kita naik dan setiap kali kamu naik. Saya tidak benar – saya tidak senang tentang itu. Tetapi pada saat yang sama saya membiarkan mereka melakukan apa yang menurut mereka terbaik, “katanya.
Dolar AS sendiri tetap tangguh, meski sempat terkorkesi tajam paska kritik Trump. Indek dolar stabil di 95,15 sedangkan imbal obligasi AS 10-tahun tidak berubah pada 2,843%.
Indek bursa saham Shanghai bergerak keluar dan masuk dari dan ke wilayah positif dalam usahanya untuk menghentikan kekalahan beruntun. Pihak berwenang China mengharapkan untuk meningkatkan dukungan mereka bagi sektor manufaktur dan teknologi tinggi serta sektor lainnya.
Sementara itu, Yuan terus melemah ke 6,7671 yuan dalam perdagangan USDCNY, dibandingkan pada hari Kamis di CNY 6.7066.
Indek Nikkei turun 0,7% untuk kedua hari beruntun. Indek Harga konsumen inti Jepang, diluar harga makanan segar, naik 0,8% di bulan Juni dibandingkan tahun lalu, dan naik 0,7% dibandingkan bulan Mei. Namun, diluat sektor energi, indeks inflasi benar-benar melambat menjadi 0,2% dibandingkan 0,3% pada bulan sebelumnya.
Indek Kospi Korea turun dan hasil perdagangan sementara di bursa Hong Kong, Indek Hang Seng turun 0,5%. (Lukman Hqeem)