ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham AS berakhir turun pada perdagangan hari Jumat (01/12/2017). Berita mengenai Michael Flynn menambah ketidak pastian politik AS kedalam pasar. Sebelumnya, pasar telah tertekan dengan kabar masa depan rancangan undang-undang perpajakan AS. Sayangnya, sentiment negatif ini tidak menghentikan Dow Jones mencetak kinerja mingguan yang gemilang dengan hasil perdagangan terbaik ditahun ini.
Perdagangan di lantai bursa berjalan fluktuatif dimana sebagian besar Indek Saham Utama dibuka menguat, namun terseok jatuh manakala kabar mengenai Flynn muncul. Menjelang penutupan perdagangan, kabar optimis akan lolosnya rancangan undang-undang perpajakan AS mampu mengurangi kerugian yang diderita.
Indek Dow Jones berakhir turun 40.76 poin atau 0.2%, ke 24,231.59, menghentikan kenaikan beruntun dalam lima hari perdagangan sebelumnya. Indek saham-saham unggulan ini sempat jatuh 300 poin saat menyentuh posisi terendahnya. Indek S&P 500 berakhir turun 5.36 poin atau 0.2%, ke 2,642.22. Indek Nasdaq berakhir turun 26.39 poin atau 0.4%, ke 6,847.59.
Pada perdagangan bursa saham Asia, saham-saham Cina pulih dari penurunan yang terjadi diawal sesi perdagangan. Sempat dibuka lemah, bursa saham Shenzen dimana sejumlah perusahaan kecil melantai, sebagai kebalikan dari perusahaan-perusahaan besar yang melantai di bursa saham Shanghai, memimpin kenaikan indek bursa. Indek Shenzen ditutup naik 0,8%. Sementara Indek Shanghai ditutup naik 0.01% . Kenaikan ini dianggap masih wajar mengingat kinerja bulan November ini mereka mencatatkan kinerja terburuk sepanjang tahun ini. Bagi Bursa Shenzhen secara teknis juga masuk akal, mengingat sepanjang minggu terakhir ini mereka telah mengalami penurunan.
Tekanan yang mendera saham-saham Cina ini membuat Indek Hang Seng masih tertekan pula. Indek Hang Seng berakhir dengan catatan menurun 0.4%. Sementar itu, indek Nikkei mampu naik 0.4%. Sebelumnya pasar terpukul dengan kabar soal sikap Senat AS yang tidak akan mengambil suara mengenai rencana undang-undang perpajakan AS hingga Jumat kemarin. Ini membuat Dolar AS merana dan merajam Nikkei, dimana sektor eksportir terpukul.
Memang saham-saham sektor teknologi tertekan dalam minggu kemarin secara global. Tak heran dampaknya membuat saham sekelas Samsung juga jatuh sebesar 8,3% . Indek KOSPI terseret jatuh dengan berakhir turun sebesar satu poin.
Dengan potensi kenaikan dolar AS diakhir tahun ini, Indek Nikkei berpeluang naik oleh kenaikan saham-saham eksportir. Menguatnya Dolar AS akan memberikan keuntungan nilai tukar hasil ekspor mereka. Secara regional, bursa-bursa Asia juga berpotensi naik terimbas kenaikan indek saham AS. (Lukman Hqeem)