Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Bank of Japan mempertahankan suku bunga ultra-rendah pada hari Kamis dan berjanji untuk menahannya di sana untuk mendukung pertumbuhan ekonomi karena berenang melawan gelombang pengetatan moneter global oleh bank sentral yang berjuang untuk mengendalikan inflasi yang melonjak. Keputusan itu diambil setelah Federal Reserve AS menyampaikan kenaikan suku bunga ketiga berturut-turut sebesar 75 basis poin pada hari Rabu dan mengisyaratkan lebih banyak kenaikan, menggarisbawahi tekadnya untuk tidak menyerah dalam pertempuran melawan inflasi.

Divergensi kebijakan mendorong yen ke level terendah baru 24 tahun dan melewati level 145 yang diawasi ketat ke level dolar, menyoroti dilema yang dihadapi Tokyo dalam mencoba mendukung ekonomi yang rapuh dengan suku bunga ultra-rendah tanpa mempercepat penurunan yen yang tidak diinginkan yang menggelembungkan biaya impor.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda pada konferensi pers pasca-pertemuannya, yang dilakukan dalam bahasa Jepang, sebagaimana disampaikan oleh Reuters, menyatakan bahwa sejumlah faktor seharusnya mempengaruhi pergerakan mata uang tetapi pasar hanya fokus pada perbedaan suku bunga. Ini adalah langkah sepihak yang didorong sebagian oleh pergerakan spekulatif.

Penurunan yen yang cepat baru-baru ini, dianggapnya telah mempersulit perusahaan untuk menetapkan rencana bisnis dan meningkatkan ketidakpastian. Oleh sebab itu, Kuroda menegaskan bahwa mereka menjasdi sentiment negatif bagi perekonomian Jepang.

“Kami akan berkoordinasi erat dengan pemerintah, dan mengamati dengan cermat dampak pergerakan pasar terhadap ekonomi dan harga”, jelasnya. Ditambahkan olehnya bahwa inflasi Jepang diperkirakan akan meningkat tahun ini, karena kenaikan harga komoditas dan yen yang lemah mendorong biaya impor. Tetapi kami memperkirakan faktor-faktor tersebut akan menghilang awal tahun depan dan menyebabkan perlambatan inflasi. Oleh sebab itu, diperkirakan inflasi konsumen akan melambat di bawah 2 % tahun depan.”

Sementara itu, “Ekonomi Jepang masih dalam proses pemulihan dari penderitaan pandemi… Naiknya harga komoditas, didorong oleh krisis Ukraina, memperburuk kondisi perdagangan Jepang dan membebani ekonomi. Penting untuk mendukung ekonomi dan memastikan kami mencapai tujuan kami. target inflasi secara stabil, berkelanjutan disertai dengan pertumbuhan upah. Untuk itu, kita perlu mempertahankan kebijakan moneter yang mudah.”

Oleh karena itu, sama sekali tidak ada perubahan pada sikap kami untuk mempertahankan kebijakan moneter yang mudah untuk saat ini. Menurutnya, BOJ tidak akan menaikkan suku bunga untuk saat ini.

Kedepannya, mungkin akan ada saatnya BOJ perlu mengubah pedoman ke depan. Dengan lebih menitik beratkan pada upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi dan mencapai target inflasi 2% disertai dengan kenaikan upah. Namun demikian, sebagaimana ditegaskan olehnya bahwa saat ini ia tidak melihat perlunya mengubah panduan ke depan kami.

Kuroda memberikan isyarat bahwa dalam jangka waktu yang cukup lama kedepannya, suku bunga acuan tidak akan berubah. Inflasi konsumen kemungkinan akan lebih tinggi dari yang kami proyeksikan pada Juli untuk tahun fiskal saat ini. Tetapi mekanisme dasarnya belum berubah. Inflasi pasti akan melambat di bawah 2% tahun fiskal berikutnya. Setidaknya dua hingga tiga tahun, menurutnya tidak aka nada perubahan, jelasnya.

“Mungkin ada sedikit penyesuaian untuk panduan ke depan tergantung pada perkembangan ekonomi dan harga. Tapi penyesuaian panduan ke depan adalah sesuatu yang harus dipertimbangkan hanya ketika ada perubahan dalam kondisi ekonomi dan harga yang memerlukan perubahan kebijakan moneter”, pungkasnya.