Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Bursa saham A.S. berbalik arah dalam perdagangan di hari Senin (06/01/2020) ditutup pada sesi tertinggi dan meraih kembali kenaikan intraday terbesar mereka dalam tiga bulan. Dorongan naik didapatkan setelah investor menepis kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Indek Dow Jones naik 68,50 poin, atau 0,2%, ditutup pada 28.703,38, sedangkan indeks S&P 500 naik 11,43 poin, atau 0,4% menjadi berakhir pada 3.246,28. Indek Nasdaq naik 50,70 poin, atau 0,6%, berakhir pada 9.071,46. Ketiga indek ini dibuka awalnya dengan lebih rendah.

Sebelumnya di hari Jumat, Indek Dow Jones turun 233,92 poin, atau 0,8%, pada 28.634,8. S&P 500 turun 23 poin, atau 0,7%, menjadi 3.234,85. Nasdaq tergelincir 71,42 poin, atau 0,8%, menjadi 9.020,77. Namun, ketiga tolok ukur menyelesaikan posisi terendah mereka untuk sesi ini.

Pada titik terendah mereka pada hari Senin, Dow Jones bahkan harus turun 0,9%, S&P 0,6% dan Nasdaq 0,8%, sebelum melakukan putaran balik dan mencetak kenaikan satu hari terbaik mereka sejak 3 Oktober hingga akhirnya berakhis pada penutupan tertinggi kedua mereka sepanjang catatan, menurut untuk Data Pasar Dow Jones.

Berbaliknya minat investor memburu kembali asset beresiko setelah redanya kekhawatiran pasar akan ketegangan di Timur Tengah. Para investor menepis kekhawatiran pasa tewasnya Mayor Jenderal Qassem Soleimani oleh AS di tanah Irak minggu lalu dan pengaruhnya terhadap geopolitik di wilayah kaya minyak.

Indek hanya terpaut sedikit dari posisi tertinggi sepanjang masa, bahkan dengan semua masalah retorika dan militer yang telah terjadi selama beberapa hari terakhir. Itu berarti bahwa kondisi pasar saat ini masih sangat bullish.”

Tolok ukur ekuitas membalikkan kerugian sebelumnya ditengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah ketika Presiden Donald Trump mengancam dengan sanksi lain dan mengatakan dia akan meminta kompensasi dari Irak untuk pasukan militer AS jika Bagdad menindaklanjuti rancangan undang-undang mengusir pasukan AS keluar dari negara itu paska pembunuhan Soleimani. Trump bahkan mengatakan AS siap untuk menargetkan 52 situs Iran jika Iran menyerang aset Amerika atau warga Amerika.

Soleimani adalah komandan Pasukan Al Quds Iran, dimana AS mengatakan serangan itu bertujuan untuk mencegah aksi Iran di masa depan yang diatur oleh jenderal tersebut.

Disisi lain, para investor tidak semestinya mengabaikan dukungan Federal Reserve atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, termasuk jika “situasi dengan Iran memburuk dan menciptakan segala bentuk destabilisasi. Tak bias diabaikan betapa kuatnya The Fed. Fakta bahwa The Fed sangat akomodatif, dalam mempertahankan tiga pemotongan suku bunga asuransi, meskipun kelihatannya kita akan segera mendapatkan kesepakatan perdagangan ‘fase satu’ dengan China, menunjukkan kebijakan moneter yang sangat akomodatif pada tahun 2020.

Investor memiliki pandangan sendir bahwa konflik ini tidak akan memiliki dampak yang langgeng di pasar.  Bagi mereka meningkatnya ketegangan tersebut bisa jadi sangat buruk dan tidak menyenangkan, tetapi dari apa yang terlihat, investor mulai mengabaikannya dan benar-benar fokus pada sentiment fundamental bagi pasar saham. Dengan kata lain, investor kembali focus pada FAANG dan sejumlah nama besar lain terkait teknologi.

Ke depannya, para pejabat Cina dijadwalkan tiba di Washington pada 13 Januari untuk pertemuan empat hari dengan rekan-rekan AS, guna menandatangani perjanjian perdagangan awal untuk mengakhiri konflik tarif yang berlarut-larut – bentrokan perdagangan yang telah menjadi pusat pikiran investor sebelum kekhawatiran Timur Tengah muncul. South China Morning Post melaporkan bahwa China telah merencanakan untuk tiba lebih awal, tetapi menunda rencana mereka setelah Presiden Trump mengumumkan tanggal 15 Januari sebagai hari penandatanganan kesepakatan.

Selama akhir pekan, Menteri Luar Negeri China Wang Yi dilaporkan mendesak agar semua pihak mengekang diri dan mengatakan bahwa pihaknya menentang penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional, sebagaimana diunggah dalam situs web Kementerian Luar Negeri China. Laporan itu juga mengindikasikan bahwa Yi telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif.

Dalam data ekonomi, indeks manajer pembelian IHS Markit untuk sektor layanan A.S berada di 52,8 pada bulan Desember, dibandingkan 51,6 pada bulan November, menunjukkan ekspansi yang berkelanjutan. (LH)