ESANDAR – Bank of Japan akan mempertimbangkan untuk memperpanjang program bantuan pandemi melampaui batas waktu pada September tahun ini jika dipandang perlu, demikian pokok pikiran yang disampaikan oleh Gubernur Haruhiko Kuroda pada Rabu (19/05/2021) ketika Jepang tengah berjuang menghadapi terjadinya lonjakan infeksi COVID-19 yang melumpuhkan perekonomian negeri Matahari Terbit ini.
Kuroda mengatakan bahwa perekonomian Jepang masih berada di jalur menuju pemulihan karena ekspor yang kuat dan keuntungan perusahaan mengimbangi beberapa kerusakan pandemi pada konsumsi. Namun demikian dia juga memperingatkan bahwa ada ketidakpastian yang tinggi tentang kecepatan peluncuran vaksin, yang dapat menimbulkan rasa sakit yang lebih lama dari perkiraan pada ekonomi.
“Untuk saat ini, risiko terhadap prospek ekonomi Jepang condong ke sisi negatifnya,” kata Kuroda. “Mempertimbangkan dampak pandemi, kami akan mempertimbangkan untuk memperpanjang” tenggat waktu untuk langkah-langkah BOJ guna meredakan ketegangan pendanaan perusahaan yang disebabkan oleh krisis, jelasnya.
BOJ pada tahun lalu meningkatkan pembelian aset dan menerapkan program pinjaman yang bertujuan menyalurkan uang ke perusahaan kecil yang kekurangan uang untuk meredam pukulan dari krisis kesehatan. Sementara produsen besar yang diuntungkan dari permintaan luar negeri yang solid telah membayar kembali sebagian pinjaman, pengecer kecil tetap berada di bawah tekanan karena pembatasan aktivitas untuk mencegah penyebaran virus merugikan konsumsi.
Jepang memang tertinggal dari kekuatan ekonomi utama lainnya terkait dengan usaha mengatasi pandemi, banyak analis memperkirakan BOJ memutuskan untuk memperpanjang program baik pada pertemuan bulan depan atau pada bulan Juli. Ekonomi Jepang menyusut lebih dari yang diharapkan pada kuartal pertama karena peluncuran vaksin yang lambat dan infeksi COVID-19 baru menghantam konsumsi. Belanja modal juga turun secara tak terduga dan pertumbuhan ekspor melambat tajam.
“Aktivitas ekonomi akan tetap di bawah level pasca pandemi untuk saat ini,” kata Kuroda, menunjuk pada perbedaan yang melebar di antara sektor-sektor terkait kecepatan pemulihan. “Fokus jangka pendeknya adalah menanggapi dampak pandemi,” tambahnya, menunjukkan bahwa Jepang akan tertinggal jauh di belakang bank sentral lain dalam menarik langkah-langkah stimulus respons krisis.