ESANDAR – Kabar sedih dari Jepang, data ekonomi negeri matahari terbit itu dibulan September mencatat penurunan. Ini merupakan yang ke 10 bulan berturut-turut karena permintaan dari AS dan China terus melambat.
Padahal di tahun lalu, ekspor mereka telah turun 5,2% karena melemahnya permintaan mesin dan komponen pembuat chip, sebagaimana data yang dirilis oleh Departemen Keuangan hari Senin (21/10/2019).
Hasil tersebut jauh lebih lemah dari perkiraan yang meyakini masih akan mengalami kontraksi pada angka 4% dalam jajak pendapat FactSet. Negara itu mencatat 123 miliar yen ($ 1,13 miliar) dalam defisit perdagangan pada September, menyusul defisit Y143,5 miliar pada Agustus.
Ekspor Jepang ke Cina turun 6,7% YoY, mencerminkan lemahnya permintaan untuk peralatan pembuatan semikonduktor dan suku cadang mobil. Ekspor ke AS turun 7,9% karena pengiriman mobil, onderdil dan motor menurun.
Hasil yang lemah datang setelah investor mencari petunjuk tentang apakah Bank of Japan akan mengikuti bank sentral utama lainnya dalam mengambil tindakan pelonggaran tambahan untuk mencegah penurunan ekonomi. Dewan kebijakan BOJ dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan penetapan kebijakan minggu depan dan merilis laporan pandangan tentang ekonomi dan harga. (Lukman Hqeem)