Indek saham dunia turun sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS naik dan dolar AS mencapai level tertinggi dalam enam bulan pada hari Rabu (06/09/2023) setelah data sektor jasa AS yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan tekanan inflasi masih ada.
Membebani indek saham Wall Street adalah jatuhnya saham Apple yang turun 3,6% setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Cina telah melarang pejabat di lembaga pemerintah pusat menggunakan iPhone dan perangkat merek asing lainnya untuk bekerja.
Institute for Supply Management (ISM) mengatakan PMI non-manufaktur meningkat pada bulan Agustus, dengan menguatnya pesanan baru dan dunia usaha membayar harga input yang lebih tinggi. Data ini menambah tanda bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Federal Reserve AS diperkirakan masih akan menghentikan kenaikan suku bunganya pada pertemuan akhir bulan ini.
Presiden Bank Sentral wilayah Boston Susan Collins mengatakan bahwa meskipun ada tanda-tanda kemajuan dalam mengurangi inflasi, sekarang adalah waktu bagi bank sentral untuk melanjutkan dengan hati-hati dalam mengambil langkah kebijakan moneter berikutnya.
Nasdaq berakhir melemah lebih dari 1%, memimpin penurunan di Wall Street. Sektor Teknologi mengalami penurunan paling besar di antara sektor-sektor utama S&P 500. Indek Dow Jones turun 198,78 poin, atau 0,57%, menjadi 34.443,19, S&P 500 kehilangan 31,35 poin, atau 0,70%, menjadi 4.465,48 dan Nasdaq turun 148,48 poin, atau 1,06% menjadi 13.872,47.
Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun naik 3 basis poin menjadi 4,298%. Imbal hasil telah meningkat sekitar 21 basis poin selama tiga sesi terakhir, kenaikan tiga hari terbesar dalam sebulan.
Pada data lain, aktivitas manufaktur di Jerman, Inggris, dan zona euro menurun, sementara sektor jasa mereka jatuh ke wilayah kontraksi. Selain itu, ringkasan survei dan wawancara terbaru bank sentral AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang moderat dalam beberapa pekan terakhir sementara pertumbuhan lapangan kerja lemah dan inflasi melambat di sebagian besar negara.