ESANDAR – Bursa saham AS turun tajam diperdagangan Jumat (20/03/2020). Dow Jones harus berakhi dengan melorot lebih dari 900 poin oleh aksi jual yang brutal. Ini menjadi pekan yang buruk bagi perdagangan di bursa sejak 2008 sebagai dampak wabah Virus China.
Kepanikan melanda perdagangan di bursa saha AS setelah jumlah korban meninggal akibat wabah ini meningkat tajam lagi. Para investor masih belum puas dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah guna membatasi dampak ekonomis pandemik ini. Hingga kini, belum jelas sampai kapan wabah ini bisa berakhir, keuntungan yang terjadi diawal perdagangan hari Jumat langsung musnah secepatnya.
Indek Dow Jones turun 913.21 points, atau 4.6%, ke 19,173.98, yang merupakan level terendah sejak 10 Oktober 2016, meski indek sempat naik ke posisi tertinggi hari itu di 20,531.26. Indek S&P 500 berakhir di 2,304.92, turun 104.47 poinn atau turun 4.3%, menjadi posisi terendah sejak 8 Februari 2017. Sementara indek Nasdaq turun 271 poin berakhir di 6,879.52, atau turun 3.8% setelah mencapai posisi tertinggi di 7,354.44 pada hari itu.
Dalam catatan sepekan, indek Dow Jones turun 17.3%, Indek S&P 500 turun 14.98%, sementara indek Nasdaq turun 12.64%. Dow Jones telah turun dari posisi tertingginya pada 12 Februari kemarin sebesar 35.1%, sementara Indek S&P 500 turun 32% dan Nasdaq turun hamper 30% dari posisi tertinggi di 19 Februari kemarin, menurut Dow Jones Market Data.
Diperdagangan Asia, Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 5,1%, sedangkan Indek Kospi naik 7,4%. Indek Nikkei Jepang tutup libur nasional.
Para eksekutif di Washington, D.C., dengan buru-buru menerbitkan paket dana talangan (Bailout) kedua untuk menopang perekonomian dalam mengantisipasi dampak pandemik Corona. Sayangnya hal ini masih belum memuaskan Wall Street, dimana bursa saham kemudian masih turun dan mencetak pekan terburuk mereka sejak krisis keuangan tahun 2008.
Lebih dari 14.000 kasus Corona terjadi di AS, dengan korban meninggal mencapai 200, menurut data dari Johns Hopkins University. Secara gloval, terdapat lebih dari 245,000 kasus yang terjadi.
Pada hari Jumat, President Trump menyatakan bahwa bunga pinjaman pelajar akan putihkan dalam beberapa waktu, sementara Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan bahwa batas pelaporan pajak akan dimundurkan hingga 15 Juli, diperpanjang dari semula pada 15 April ini. Sementara Mitch McConnell, kepala fraksi Partai Republik di Senat memperkenalkan pada hari Kamis paket stimulus senilai lebih dari $1 trilyun dan juga bantuan langsung tunai senilai $1,200 bagi tiap warga Amerika Serikat. Selain itu bagi tiap pasangan bisa mendapatkan $2,400, demikian menurut Wall Street Journal.
Proposal Senant ini hadir setelah laporan yang menunjukkan klaim pengangguran AS dapat meningkat lebih dari 2 juta pada pekan mendatang, berdasarkan analisa terkini dari Goldman Sachs. Pada hari Kamis, sebuah laporan juga diterbitkan bahwa jumlah warga AS yang mengisi berkas tunjangan pengangguran mencapai 281,000.Ini merupakan yang paling tinggai sejak 2017 untuk pengajuan sepekan hingga 14 Maret.
Untuk digaris bawahi bahwa perdagangan di bursa saham AS tidak pernah sefluktuasi seperti saat ini, sejak Black Monday pada 1987 bahkan Black Monday di 1929 meski Federal Reserve telah melakukan belanja surat utang mencapai $300 milyar dalam pekan ini untuk meningkatkan likuiditas. Bagi Dow Jones ini menjadi empat pekan terburuk yang paling menegangkan dengan mengalami koreksi sebesar 33.87% selama empar minggu terakhir menurut Dow Jones Market data.
Data ekonomi terkini menunjukkan bahwa penjualan rumah bekas di AS untuk bulan Februari mengalami lonjakan sebesar 5,77 juta per tahunn, demikian menurut data National Association of Realtors yang dirilis pada hari Jumat. Angka penjualan ini menjadi yang paling cepat dalam 13 tahu terakhir ini.
Dalam perdagangan Obligasi, imbal hasil surat utang Negara dengan tenor 10 tahun turun 20.7 basis points menjadi 0.91% di hari Kamis.
Sementara dalam perdagangan komoditi, harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate turun $2.69, atau 10.7%, ke $22.53 per barel setelah sehari sebelumnya naik tajam, terbesar dalam satu hari sepanjang catatan di New York Mercantile Exchange, berbalik arah dari posisi termurah sejak 2002 di hari Rabu.
Harga emas di perdagangan bursa berjangka untuk kontrak bulan April, berakhir dengan kenaikan sebesar $5.30, atau 0.4%, di harga $1,484.60 per troy ons. Sepanjang minggu ini, harga tercatat mengalami penurunan sebesar 2.1%. Sementara dolar AS, naik 0,1%.