Harga Minyak

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI), di bursa berjangka NYMEX, telah mendapatkan beberapa tawaran beli di sesi Asia setelah jatuh mendekati $73,00. Sayangnya, upaya rebound ini tampaknya kurang percaya diri setelah harga minyak dibantai pada hari Rabu sebelumnya oleh penurunan berturut-turut dalam data PMI Manufaktur Amerika Serikat yang dilaporkan oleh Institute of Supply Management (ISM).

Sementara itu, data PMI Manufaktur Amerika Serikat yang dilaporkan turun menjadi 48,4 vs. ekspektasi 48,5 dan rilis sebelumnya 49,0, tercatat sebagai pembacaan terendah sejak Mei 2000. Langkah-langkah pengetatan kebijakan agresif yang diadopsi oleh Federal Reserve (Fed) untuk mengatasi inflasi yang membandel telah menghasilkan volume aktivitas manufaktur yang lebih rendah. Banyak perusahaan menghindari diskusi peningkatan utang untuk menghindari kewajiban bunga yang lebih tinggi, yang menyebabkan kapasitas produksi tidak berubah dan pelaksanaan peluang investasi yang lebih rendah.

Pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang optimis memberikan alasan yang berarti bagi Fed untuk melanjutkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi pada periode sekuler ini. Tingkat Pengangguran sangat stabil di tingkat yang lebih rendah dan pertumbuhan upah yang kuat, terbukti masih mengendalikan tekanan inflasi.

Disisi lain, stok minyak AS sebagaimana dilaporkan oleh American Petroleum Institute (API) telah meningkat sebesar 3.298 juta barel untuk sepekan yang berakhir pada 30 Desember kemarin. Kegiatan operasional sebagian besar tutup karena kesibukan individu dalam perayaan Tahun Baru. Ke depan, data resmi dari pemerintah AS atas persediaan minyak diyakini akan memberikan dorongan baru.

Sementara  itu, terjadi peningkatan infeksi Covid di China sehingga menunjukkan tanda-tanda penundaan dalam pemulihan ekonomi. Sejauh ini China masih berusaha mengatasi lonjakan infeksi Covid setelah pembatasan dilonggarkan. Lonjakan infeksi Covid baru-baru ini tidak hanya membebani sistem perawatan kesehatan China. Bloomberg melaporkan bahwa hal itu sekarang juga dapat menghambat rencana Beijing untuk memulai industri semikonduktor dalam negeri untuk bersaing dengan rantai pasokan yang dikendalikan AS.