Bursa saham AS menguat kembali setelah aksi beli saham-saham sektor teknologi mendorong kenaikan bursa. (Lukman Hqeem/ foto Istimewa)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Amerika Serikat ditutup lebih tinggi pada hari Selasa (16/10). Indek Dow Jones naik hampir 550 poin. Didorong oleh rasa optimis Investor dan data ekonomi yang kuat.

Prosentase kenaikan ini merupakan yang paling besar dalam satu hari terbesar sejak akhir Maret lalu. Saham-saham di sektor teknologi yang turun pada hari Senin, bangkit kembali secara meyakinkan untuk memimpin pasar naik lebih tinggi.


Indek Dow Jones melonjak 547,87 poin, atau 2,2%, ke 25.798,42, mencatat kenaikan poin terbesarnya sejak Maret. Indek S&P 500 naik 59,13 poin, atau 2,2%, ke 2.809,92. Saham-saham di sektor teknologi dan layanan kesehatan menjadi pemain terkuat diantara 11 sektor lainnya. Indek Nasdaq naik 214,75 poin, atau 2,9%, ke 7.645,49. Ini adalah kenaikan satu hari terbesar untuk ketiga indek sejak 26 Maret.


Datangnya musim laporan keuangan emiten dalam pekan-pekan mendatang, menjadi sumber kekuatan optimsime investor. Terlebih setelah sejumlah nama besar melakukan paparan dengan hasil yang meyakinkan. Sebelumnya, pada hari Selasa dilaporkan keuangan dari emiten kelas berat termasuk Goldman Sachs Inc., UnitedHealthGroup dan Morgan Stanley.


Baru-baru ini, sejumlah investor memang khawatir terhadap sejumlah isu yang membayangi perdagangan di bursa. Seperti soal laju peningkatan imbal hasil obligasi AS, ketegangan perdagangan global dan pertanyaan tentang pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor tersebut memiliki dampak besar terhadap nama-nama terkait teknologi berkapitalisasi besar dengan operasi di luar negeri.


Kenaikan yang terjadi pada perdagangan hari Selasa membuktikan bahwa penurunan di minggu lalu “hanya volatilitas normal”. Bukan menjadi dasar perubahan sentimen investor. Namun demikian potensi kenaikan di pasar saham masih akan terjadi. Volatilitas itu bisa menjadi pendamping konstan bagi investor ke depannya, karena ada kemungkinan faktor kejutan yang muncul untuk mendorong kenaikan lebih lanjut daripada pada sisi negatifnya, terkait dengan sejumlah indikator ekonomi AS yang lebih baik. Sementara saham teknologi membantu kenaikan kali ini karena munculnya bauran antara emiten yang sehat dan penjualan yang masih positif.


Bursa saham di Asia sendiri berakhir lebih tinggi, dimana Indek Nikkei Jepang mampu mengungguli rekan-rekan di regional ini. Indek Eropa sendiri menguat karena saham Italia melonjak.
Pada perdagangan komoditi, harga minyak mentah naik moderat, sementara harga emas menetap sedikit lebih tinggi dan indeks dolar AS DXY, diperdagangkan datar.


Sementara itu, pasar juga mengawasi dengan seksama negosiasi antara Uni Eropa dan Inggris terkait penyelesaian Inggris untuk keluar dari blok perdagangan tersebut. Selain itu, dari Eropa dikabarkan bahwa investor menunggu perkembangan bentrokan antara Italia dan Uni Eropa atas rencana anggaran Roma. Kedua hal ini mengancam akan mengganggu pasar global jika mereka merasa tidak enak.


Data ekonomi AS terkini menunjukkan bahwa produksi industri AS naik 0,3% pada bulan September. Paparan Federal Reserve mengalahkan ekspektasi Wall Street yang hanya akan naik sebesar 0,1%. Sementara jumlah lowongan pekerjaan di AS mencapai tingkat tertinggi sepanjang masa lainnya sebesar 7,1 juta pada bulan Agustus, menurut laporan yang dirilis Selasa pagi oleh Departemen Tenaga Kerja. Laporan yang sama menunjukkan bahwa pekerja Amerika yang secara sukarela berhenti dari pekerjaan mereka pada tingkat 2,4% pada bulan Agustus, sesuai dengan pembacaan angka di bulan Juli, yang merupakan posisi tertinggi sejak 2001.


National Association of Home Builders Confidence Index naik satu poin menjadi 68 pada bulan Oktober, meskipun masih turun dari siklus tertinggi 74, yang dicapai pada bulan Desember 2017. (Lukman Hqeem)