Harga emas bertahan diatas $1200 per troy ons. (Lukman Hqeem)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas menguat pada hari Kamis (06/06/2024) karena dolar dan imbal hasil obligasi AS melemah di tengah meningkatnya spekulasi bahwa penurunan suku bunga AS akan dimulai pada awal September, sementara investor menunggu data non-farm payrolls AS.

Pada perdagangan di pasar spot, harga emas naik 0,8% menjadi $2,373.31 per troy ounce pada pukul 09:58 WIB, setelah naik 1% di sesi sebelumnya. Harga emas di bursa berjangka AS sendiri naik 0,7% menjadi $2,392,80.

Indek dolar AS (DXY) turun 0,2%, berada di sekitar level terendah dalam dua bulan, dan menjadi acuan imbal hasil Treasury AS 10-tahun bertahan di dekat level terlemahnya dalam lebih dari dua bulan.

Para pembeli memberi tekanan pada dolar AS, menyusul lemahnya data ADP menjelang data non-farm payrolls (NFP) yang memungkinkan harga emas naik.

“Prospek fundamental masih terlihat konstruktif untuk emas karena kita semakin dekat menuju kemungkinan penurunan suku bunga Fed pada paruh kedua tahun ini. Meskipun level $2.300 bisa menjadi pertanyaan pada sisi negatifnya jika kita mendapatkan angka NFP yang sangat kuat.”

Jumlah pekerja yang dipekerjakan oleh perusahaan-perusahaan swasta di AS merosot ke level terendah dalam empat bulan pada bulan Mei, menambah tanda-tanda bahwa pasar kerja sedang mendingin. Pasar sekarang menantikan data NFP pada hari Jumat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.

Federal Reserve akan memangkas suku bunga utamanya pada bulan September dan sekali lagi pada tahun ini, menurut analis menyampaikan dalam jajak pendapat Reuters yang juga menunjukkan risiko signifikan sehingga mereka memilih hanya satu atau tidak sama sekali.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.