ESANDAR – Dolar AS menguat terhadap rival utamanya pada perdagangan di hari Senin (13/01/2020), para investor menunggu penandatanganan kesepakatan perdagangan Fase 1 antara AS – Cina yang akan dirilis minggu ini. Delegasi Tiongkok yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He akan mengunjungi Washington mulai hari ini untuk menandatangani perjanjian.
Kesepakatan ini sedianya akan ditandatangani di Gedung Putih pada hari Rabu (15/01/2020). Dimana kemungkinan akan mencakup komitmen dari Cina untuk meningkatkan produk pertanian dan melaksanakan reformasi ekonomi serta beberapa bantuan untuk ekspor aquatic Cina ke AS. Kesepakatan sementara tersebut menandakan peredaan ketegangan dalam perang perdagangan yang telah mengancam pertumbuhan ekonomi global.
Sementara musim pelaporan pendapatan perusahaan AS yang membayangi juga tetap di radar para investor, dengan bank-bank besar dijadwalkan untuk melaporkan pendapatan mereka pada hari ini.
Data dari Kantor Statistik Nasional menunjukkan bahwa ekonomi Inggris menyusut pada bulan November karena pelemahan di sektor layanan dan output industri. Produk domestik bruto (PDB) berkontraksi 0,3 persen dalam sebulan didorong oleh penurunan jasa dan produksi. PDB telah naik 0,1 persen di bulan September dan Oktober. Para ekonom memperkirakan PDB akan tetap datar. Data dari Destatis menunjukkan bahwa harga grosir Jerman terus menurun di bulan Desember. Harga grosir turun 1,3 persen tahun ke tahun di bulan Desember tetapi lebih lambat dari penurunan 2,5 persen yang terlihat di bulan November, penurunan keenam pada harga grosir.
Dolar AS menunjukkan kinerja perdagangan campuran terhadap rival utamanya di sesi Asia pada hari Senin. Sementara naik terhadap yen dan pound, dolar AS tetap tertekan oleh euro dan franc. Dolar sempat terapresiasi ke $1,2961 terhadap pound sterling, terkuat sejak 26 Desember. Namun menjelang penutupan sesi kemarin pound sterling mencoba melawan tekanan dolar AS. Mendekati level kunci ¥110,00, greenback menyentuh ¥109,93 melawan yen, yang merupakan yang terkuat sejak 27 Mei 2019. Greenback kemungkinan akan menemukan resistensi lain di sekitar level ¥112,00. Namun seperti disebut di atas, greenback tertekan oleh euro. Mata uang tunggal zona euro berbalik dari titik terendah dalam lima hari di $1,1126 sejak sesi Jumat lalu, pulih ke $1,1147.
Pada perdagangan EURUSD menutup sesi perdagangan di 1.1134 atau lebih tinggi 0,12%. Laju naik EURUSD kemarin terbentur oleh area resistensi 1.1144. Resistance lainnya terlihat di 1.1162 dan 1.1180. EURUSD bakal sulit melangkah naik lagi jika resistance pertama terus bertahan. Selanjutnya pasangan ini berpotensi ke bawah menguji level support 1.1120, kemungkinan besar tekanan jual bakal menyeretnya ke target lain di 1.1110.
GBPUSD berakhir di 1.2990 atau turun -0,51%. GBPUSD masih di bawah tekanan jual namun juga bertahan di atas level support di 1.2962 yang menjadi pijakan bertahan. Tekanan jual akan mencoba membawa pasangan ini ke 1.2940. Meski ada pelung berbalik arah dari kemungkinan sentiment domestik. Potensi kenaikan ke level di 1.3004 sebagai level resistance selain di 1.3020 dan 1.3050.
AUDUSD berakhir di 0.6901 atau turun -0,04%. AUDUSD mendapat tekanan setelah gagal melibas level resistance di 0.6918. AUDUSD sedang bergerak mendekati level support di 0.6886. Jika ditembus, jalan menuju support-support intraday lain di 0.6874.
Pada perdagangan Dolar AS dengan Yen Jepang, pasangan USDJPY berakhir di 109.92 atau naik 0,39%. USDJPY di jalur mendaki, dimana posisinya hanya sejengkal lagi untuk menguji level psikologis 110. Dorongan kenaikan kuat terhadap area tersebut membuka jalan ke target 110.20 dan 110.40.