ESANDAR – Dolar AS tergelincir pada perdagangan di hari Jumat (27/12/2019) karena optimisme pialang atas prospek kesepakatan perdagangan AS-Cina. Hal ini mampu mengangkat minat investor terhadap aset berisiko dan mengurangi permintaan atas asset safe-haven termasuk pada greenback, dalam perdagangan akhir tahun yang ringan. Menurut data CNBC, indeks dolar AS turun 0,53% ke 97,01.
Dolar AS melemah dengan latar belakang sentimen risk-on yang terjadi di pasar saham global dimana para investor mengantisipasi kesepakatan perdagangan AS-Cina Fase 1 yang akan segera ditandatangani. Melemahnya Dolar AS terjadi di tengah kebijakan moneter global yang kian ekspansif dan inflasi yang melunak.
Para pialang kembali dari liburan kembali mencermati pernyataan dari Beijing bahwa mereka telah melakukan kontak dekat dengan Washington mengenai perjanjian perdagangan awal. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah membicarakan agenda upacara penandatanganan kesepakatan perdagangan Fase 1 yang baru-baru ini terjadi.
Dengan sedikit kerugian di hari Jumat, kenaikan indeks dolar AS untuk tahun ini telah menyusut di bawah 1%, menjadikannya sebagai langkah perubahan tahunan terkecil dalam enam tahun terakhir.Dalam perdagangan hari Jumat, euro naik 0,7% hingga mencapai level tertinggi 10 hari. EURUSD sangat sensitif terhadap peningkatan pertumbuhan global dengan optimisme perdagangan berayun positif untuk pertumbuhan global.
Data ekonomi Eropa yang suram telah mendorong hedge fund untuk bertaruh pada euro yang lebih lemah selama 2019, tetapi beberapa kekuatan pada data zona euro baru-baru ini, bersama dengan melemahnya mata uang lainnya, telah mengangkat nilai tukar euro. Mata uang bersama zona euro telah meningkat 2,3% terhadap greenback sejauh kuartal ini.
EURUSD berakhir di 1.1176 atau naik 0,70%. Perdagangan EURUSD masih didominasi sentiment bullish meski tetap harus dicermati aksi harga terhadap area krusial 1.1200, area yang dapat menentukan arah EURUSD ini selanjutnya. Upaya Euro menembus level resistensi ini merupakan jalan untuk naik hingga ke 1.1240. Sebaliknya gagal menembusnya, EURUSD dapat berbalik turun ke level support terdekat saat ini di 1.1159.
Poundsterling berakhir 0,62% lebih tinggi setelah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa mungkin perlu memperpanjang batas waktu untuk pembicaraan tentang hubungan perdagangan baru dengan Inggris. Bahkan dengan pemilihan umum Inggris baru-baru ini yang dapat memperlancar jalan keluar Inggris dari Uni Eropa, kemampuan Inggris untuk mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan blok tersebut dalam rentang waktu yang relatif singkat tetap menjadi perhatian bagi beberapa investor. GBPUSD berakhir di 1.3075 atau naik 0,62%, secara mingguan mampu naik 0,55%. GBPUSD sedang berada di fase konsolidasi, sementara tren intraday cenderung bullish namun terbatas. Kenaikan lebih lanjut dari pasangan GBPUSD di 1.3117 berpotensi membawa pasangan mata uang ini ke 1.3138 dan 1.3160. Sebaliknya koreksi terdekat di 1.3058 – 1.3020.
Pada hari Jumat, mata uang yang sensitif terhadap perdagangan global pun lebih kuat terhadap greenback, dimana dolar Australia naik 0,49%. AUDUSD menutup sesi perdagangan Jumat di 0.6977 atau lebih tinggi 0,49% dari penutupan sesi Kamis. Untuk basis mingguan, pair ini berakhir 1,13% lebih tinggi dari penutupan pekan sebelumnya. Secara teknis, terlihat jelas AUDUSD didominasi sentiment bullish yang dapat mendorong pair ini untuk menguji level psikologis 0.7000. Penetrasi ke area tersebut dapat membuka jalan menuju resistance di 0.7020 – 0.7040. Jika AUDUSD gagal naik, akan terkoreksi ke level support terdekat di 0.6952.
Pasangan mata yang USDJPY mengakhiri sesi perdagangan di 109.41 atau turun 0,19%. Secara mingguan pasangan ini berakhir turun 0,04%. USDJPY tetap potensial untuk melanjutkan konsolidasi di dalam rentang harga 109.16 hingga 109.71. Tren intraday saat ini cenderung bearish di tengah gelombang pelemahan dolar AS. Target bearish terdekat di 109.29. Sedangkan resistance terlihat di 109.47. (LH)