ESANDAR, Jakarta – Dolar AS melemah pada perdagangan di hari Rabu (10/07/2019) setelah Gubernur Bank Sentral AS Jerome “Jay” Powell memberikan paparan ke Kongres dengan nada suram. Powell menegaskan kembali adanya ketidakpastian perdagangan dan kekhawatiran tentang prospek global terus memberikan tekanan pada ekonomi AS.
Powell memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu dekade pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya akhir bulan ini. Dalam sambutan yang disiapkan untuk komite Kongres AS, Powell mengatakan The Fed siap untuk “bertindak sesuai” untuk mempertahankan ekspansi satu dekade.
Dia juga membandingkan “pandangan dasar” The Fed tentang pertumbuhan AS yang berkelanjutan terhadap sejumlah besar risiko – termasuk inflasi yang terus-menerus lemah, pertumbuhan yang lebih lambat di negara-negara besar lainnya, dan penurunan investasi bisnis yang didorong oleh ketidakpastian berapa lama perang dagang pemerintahan Trump dengan China dan negara lain akan bertahan.
Kesaksian semi-tahunan Powell kepada Kongres menunjukkan bahwa meskipun terjadi gencatan senjata perdagangan menyusul pertemuan G20 baru-baru ini dan kekuatan pertumbuhan lapangan kerja pada Juni, The Fed bermaksud untuk terus maju dengan wacana penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC pada akhir bulan ini.
Sebagian pelaku pasar telah mengantisipasi bahwa perkembangan positif itu akan meyakinkan The Fed untuk menunda pemotongan suku bunga sampai September. Ekspektasi untuk penurunan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan Juli telah menguap, tetapi para investor masih memperkirakan penurunan sebanyak 25 basis poin karena inflasi yang lemah dan kekhawatiran tentang tumbuhnya bisnis akibat perang dagang AS-Tiongkok.
Risalah The Fed dari pertemuan kebijakan Juni dirilis pada Kamis dini hari tadi juga dapat menggemakan komentar Powell itu. Dalam pertemuan 18-19 Juni, The Fed memperkenalkan kemungkinan jangka pendek penurunan suku bunga.
Saat itu mayoritas pembuat kebijakan The Fed mengatakan suku bunga harus turun untuk “meredam dampak” perang perdagangan AS dan untuk memperkuat inflasi yang gagal memenuhi target 2% per tahun bank sentral, menurut risalah dari pertemuan yang dirilis pada hari Rabu siang waktu Washington.
Gagasan penurunan suku bunga menjadi jaminan yang mungkin merupakan proposisi yang sulit dipahami oleh beberapa pembuat kebijakan, tetapi pasar mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga adalah kebijakan yang diperlukan untuk mempertahankan ekspansi ekonomi saat ini.
Akibatnya, Dolar AS melemah dan membuat Euro dan Yen makin menguat. Euro dalam perdagangan EURUSD berakhir di 1.1251 atau lebih tinggi 0,38%. Pergerakan bullish EURUSD saat ini mendekati level resistensi di 1.1269. Euro berusaha menembus level resisten di 1.1295.
Dalam perdagangan USDJPY, berakhir di 108.40 atau lebih rendah -0,40% dari penutupan sesi Selasa. USDJPY segera bergerak turun sejak perdagangan di sesi Kamis dibuka, USDJPY mencoba untuk menguji level support 108.13.
Sejumlah hal yang akan menjadi perhatian pelaku pasar hari ini diantaranya adalah data indeks inflasi konsumen dari Jerman dan Prancis, pidato gubernur bank sentral Inggris, risalah rapat ECB, indeks inflasi konsumen AS, klaim pengangguran AS, dan kesaksian Powell hari ke-2 akan menjadi sorotan para pelaku pasar. (Lukman Hqeem)