ESANDAR, Jakarta – Yen melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan USDJPY di hari Senin awal Juli ini (01/07/2019). Aura positif di pasar keuangan global yang ditumbulkan oleh sikap Presiden AS Donald Trump menjadi penekan utama mata uang Jepang ini.
Pada pembukaan pasar Asia hari ini, Yen diperdagangkan di kisaran 108,24/US$ atau melemah 0,34%. Yen bahkan membuka perdagangan dengan lompatan naik, kondisi dimana level harga pembukaan di atas harga penutupan perdagangan sebelumnya. Yen melompat ke 108,09/US$ dari penutupan perdagangan Jumat (28/6/19) pada 107,88/US$.
Yen merupakan salah satu aset safe haven atau aset aman, daya tariknya akan semakin meningkat ketika terjadi gejolak di pasar finansial, atau ketika sentimen sedang tidak bagus alias negatif. Sebaliknya ketika sentimen sedang bagus alias positif, yen akan ditinggalkan, dan investor beralih ke aset-aset berisiko yang memiliki imbal hasil tinggi.
Pelaku pasar menilai perkembangan cukup kondusif paska pertemuan KTT G20, termasuk pertemuan khusus Donald Trump dengan Xi Jinping yang menghasilkan kesepakatan untuk gencatan perang tariff. Hal ini membuat sentiment risk appetite investor meningkat dan memburu aset beresiko seperti ekuitas sehingga pergerakan bursa saham yang menghijau.
Trump dan Xi menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup. Dilansir dari CNBC International, kedua negara secara terpisah mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk tak saling mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor dari masing-masing negara. Xinhua menyebut bahwa kedua pimpinan negara setuju “untuk memulai kembali negosiasi dagang antar kedua negara dengan dasar kesetaraan dan rasa hormat.”
Sentimen positif kedua dari Presiden Trump yang bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Kemarin waktu setempat, Trump menemui Kim di zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Selatan dengan Korea Utara. Usai berjabat tangan dan sedikit berbincang dengan Kim, Trump kemudian diajaknya untuk melewati perbatasan, menjadikannya presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di Korea Utara kala sedang menjabat.
Pertemuan kali ini menjadi yang ketiga antara Trump dengan Kim pascapertemuan kedua di Vietnam beberapa waktu yang lalu berakhir dengan buruk. Kala itu, AS dan Korea Utara bersitegang lantaran tak mencapai titik temu terkait dengan denuklirisasi Korea Utara.
Dengan kembali mesranya dua pemimpin tersebut diharapkan akan segera ada kesepakatan denuklirisasi, sehingga tidak ada lagi ancaman perang yang tentunya berdampak buruk ke pasar finansial. Dua sentimen positif yang diberikan Trump tersebut membuat yen kemungkinan akan melemah sepanjang perdagangan hari ini. (Lukman Hqeem)