ESANDAR, Jakarta – Euro kembali tertekan menyusul pulihnya nilai tukar US Dollar pesaingnya. Indeks Dolar AS berbalik dari penurunan tajam oleh pernyataan Jerome Powell. Namun, tanpa katalis fundamental, pergerakan hari ini tampak seperti koreksi teknis yang rentan berbalik lagi dalam waktu dekat.
Awalnya, pernyataan bernada lunak dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell mampu memberikan kenaikan Euro. Namun Dolar AS berhasil keluar dari tekanan Euro dan menunjukkan pemulihan disisa akhir perdagangan hari Kamis (10/01).
Pasangan EURUSD gagal naik lebih tinggi dan bergerak dalam kisaran yang sempit. Setelah aksi jual tajam di tengah komentar lunak, Indeks Dolar AS mampu menelusuri kembali sebagian penurunan hariannya pada hari Kamis.
Sementara ECB juga merilis pertemuan kebijakan moneter mereka dibulan Desember. Dalam risalah ini menunjukkan bahwa pembuat kebijakan khawatir tentang pertumbuhan ekonomi, menyatakan bahwa risiko seimbang, meskipun hal ini dinilai sedikit memberikan cerminan yang rapuh.
Dalam perdagangan Poundsterling, GBPUSD bergerak dalam kecenderungan yang stabil seiring tidak adanya berita utama terkait Brexit yang memberikan tekanan terhadap Poundsterling. Akan tetapi pemimpn oposisi Jeremy Corbin mengatakan bahwa dirinya akan meyerukan pemilihan untuk mencegah kebuntuan yang terjadi dalam negosiasi Brexit antara PM May dengan Parlemen Inggris.
Sementara itu Inggris juga akan merilis sejumlah data ekonomi, termasuk data manufaktur dan produksi industri, data perdagangan serta PDB di tingkat bulanan.
Aussie dalam pasangan AUDUSD menguji level 0,72 untuk pertama kalinya sejak pertengahan Desember, meskipun nampaknya masih berusaha untuk menembus diatas level tersebut.
Pasangan mata uang USDJPY juga pulih dari posisi terendahnya dalam enam hari terakhir dan mencatat kenaikan hingga ke kisaran di atas 108.40. Pemulihan dolar pada awal hari itu dipicu oleh data yang buruk datang dari China dan Jepang sendiri, menyusul Indeks Ekonomi Terkemuka November negara tersebut yang jatuh ke level terendahnya dalam 2 tahun terakhir di 99,3.
Sebelumnya kementerian perdagangan China dalam sebuah pernyataan menjelaskan bahwa pembicaraan perdagangan dengan AS berlangsung lebih lama dari yang direncanakan karena kedua belah pihak ingin membahas mengenai masalah struktural seperti transfer teknologi yang terkesan dipaksakan.
Jepang akan menerbitkan data neraca perdagangan dan survei Eco Watchers tentang kondisi ekonomi saat ini dan perspektif masa depan pada hari ini. (Lukman Hqeem)