Harga Emas naik secara moderat melanjutkan kenaikan sebelumnya. (Lukman Hqeem/ foto Istimewa).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas ditutup naik pada perdagangan Senin (07/01). Kenaikan didoron oleh melemahnya Dolar AS akibat data ISM Non Manufaktur yang mengecewakan.

Untuk kontrak penutupan bulan Februari, harga ditutup naik $ 4,10, atau 0,3%, untuk menetap di $ 1,289.90 per ounce, menyusul penurunan 0,7% pada hari Jumat, penurunan harian terbesar sejak 21 Desember. 

Logam Mulia masih menjaga tren kenaikannya  dimana harga psikologis $1300 masih menjadi target kenaikan lebih lanjut. Untuk mencapai harga tersebut, setidaknya membutuhkan sentiment yang lebih kuat.

Masih ada angin sakal yang menahan kenaikan harga. Data pasar tenaga kerja AS menunjukkan adanya 312.000 pekerjaan baru yang lebih baik dari perkiraan pada bulan Desember untuk membawa total kenaikan lapangan kerja pada tahun 2018 ke level tertinggi tiga tahun 2,64 juta. Angka tersebut jauh diatas harapan awal, yang hanya memperkirakan kenaikan sekitar 182 pekerjaan saja disektor non pertanian. Hambatan ini diredam dengan angka tingkat pengangguran As yang juga naik hingga 3,9%. saat partisipasi tenaga kerja naik.

Nada optimis akan kenaikan harga juga muncul setelah Gubernur Bank Sentral AS memberikan pernyataan yang bernada lebih kalem. Bank sentral AS bermaksud mengambil jalan normalisasi kebijakan suku bunga dengan tidak akan mengabaikan tanda-tanda gangguan terhadap stabilitas keuangan. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa The Fed kemungkinan akan menaikkan suku pada kecepatan yang lebih terukur.

Melemahnya dolar AS menawarkan landasan naiknya harga emas. Dolar yang lebih lemah dapat membuat aset yang dipatok ke mata uang lebih menarik bagi pembeli menggunakan unit moneter lainnya. Indek Dolar AS turun 0,5% pada 95,661.

Untuk saat ini, para pelaku pasar emas akan menitik beratkan kekhawatiran tentang masalah tarif, perundingan AS – Cina terkait perang dagang, Brexit, politik dan penutupan pemerintah AS cukup untuk menjadi sentiment positif emas.

Data ekonomi AS terkini menunjukkan aktivitas non manufaktur AS, khususnya jasa – mengalami pertumbuhan pada bulan Desember pada laju paling lambat sejak pertengahan musim panas. Indek non manufaktur ISM turun menjadi 57,6 bulan lalu dari 60,7 pada November.

Indikator ini membuat Dolar AS melemah. Emas naik beriring dengan menguatnya GBPUSD, menjelang pemungutan suara terkait Brexit. (Lukman Hqeem)