ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan mata uang, EURUSD gagal menguji level terendah perdagangan sebelumnya di 1,1317 dan rebound dengan diperdagangkan di 1,1340. Pun demikian, Euro masih di bawah tekanan dolar AS.
Greenbacks mendapat momentum dan mendorong EURUSD dengan naik dari posisi terendah dalam satu minggu. Pada saat yang sama, imbal obligasi AS tenor 10-tahun jatuh ke 2,91%.
Ini merupakan yang paling rendah sejak September karena kurva imbal hasil terus mereda, mencerminkan kekhawatiran tentang ekonomi AS. Meskipun masih ada drama anggaran Italia, situasi di Perancis dan awal perdebatan Brexit di Parlemen, aksi harga lebih banyak didorong oleh pergerakan dolar AS.
Poundsterling sendiri dalam perdagangan GBPUSD turun dari 1,2840 dan telah membuat level terendah baru di 1,2715, menekan level support kritis dari pola segitiga simetris harian. Isu Brexit tetap menjadi risiko utama dan penggerak pasar bagi GBPUSD.
Di Pengadilan Eropa, Pengacara Umum berpendapat bahwa Inggris dapat secara sepihak mencabut/membatalkan penarikannya dari Uni Eropa. Namun, kombinasi antara retorika bernada hawkish dari salah satu Gubernur Bank Sentral AS Williams dan pandangan berbeda negatif ECJ untuk Inggris telah membebani Poundsterling secara signifikan.
Sentimen positif dalam perdagangan GBPUSD muncul, karena lebih banyak fleksibilitas negosiasi dan meredakan prospek Hard Brexit yang baru-baru ini diberitakan BoE akan menjadi bencana bagi ekonomi dan pound.
Aussie masih terus tertekan, dimana harga baru-baru ini terdesak dengan aksi ambil untung saat AUDUSD memasuki target yang dicapai. Risiko bagi Australia adalah asumsi bahwa kesepakatan AS – China, membuka peluang China membeli kembali produk pertanian AS, dimana Australia berharap sebaliknya.
Dalam perdagangan luar negeri, Australia memiliki ketergantungan pada China sebagai konsumen produk pertaniannya. Implikasi perang dagang AS- China, menjadi peluang positif bagi potensi penjualan produk pertanian Australia.
Sebaliknya, meredanya ketegangan ini akan berdampak pada pangsa pasar Australia yang pada akhirnya mempengaruhi pergerakan AUDUSD. AUDUSD sendiri tetap stabil ketika Bank Sentral Australia tidak mengubah kebijakan suku bunganya pada 1,50% untuk bulan ke-28. Keputusan ini mirip dengan sebelumnya dibulan November, yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga saat ini.
Yen sedikit terbantu dengan sikap Risk Aversion yang dilakukan investor. Kebutuhan safe haven menjadi pijakan Yen untuk melawan dominasi Dolar AS. Dalam perdagangan USDJPY, memperpanjang penurunannya ke level terendah baru dalam dua minggu ini di 112,59.
Investor melihat optimisme terbaru atas gencatan perdagangan AS – China, gelombang baru perdagangan untuk menghindari resiko global guna mendukung permintaan safe-haven atas Yen dan mendorong beberapa penjualan agresif. Penurunan tajam dalam imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun, memberikan tekanan tambahan pada dolar AS. Terdepresiasi sehingga membuat USDJPY turun curam lebih dari 90-pips. (Lukman Hqeem)