ESANDAR, Jakarta – Dalam sebuah forum ekonomi yang digagas oleh Bloomberg di Singapura, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong meminta agar AS dan China tidak boleh membiarkan penurunan minat dalam mecapai kesepakatan perdagangan yang didasari oleh aspek-aspek kerjasama lainnya.
Menurutnya, masalah perdagangan antara negara adidaya adalah “yang benar-benar nyata,” dan para pemimpin kedua negara perlu membuat keputusan untuk menyelesaikan konflik apa pun. Masalah perdagangan global perlu ditangani atau bisa berisiko meletus ke dalam konflik yang lebih luas, katanya.
Komentar itu muncul setelah pembicaraan perdagangan antara Wakil Presiden Cina Wang Qishan dengan AS pada Selasa kemarin tidak banyak meredakan kekhawatiran bahwa dua ekonomi terbesar dunia itu menuju konfrontasi yang dapat mengganggu tatanan global.
Wang yang juga merupakan sekutu lama Presiden Xi Jinping, mengatakan dalam Forum tersebut bahwa Beijing tetap siap untuk membahas solusi untuk perang dagangnya dengan AS. Namun Wang juga memperingatkan bahwa China tidak akan lagi menjadi “ditindas dan ditindas oleh kekuatan imperialis.”
Sementara itu, People’s Bank of China selaku Bank Sentral akan memperluas alat pembiayaan obligasi yang diumumkannya bulan lalu dan mendorong lembaga keuangan untuk menyiapkan alat serupa untuk saham, kata gubernur bank itu kepada surat kabar yang berafiliasi dengan pemerintah. Bank sentral sedang mempelajari kemungkinan menawarkan modal awal untuk alat ekuitas, yang akan mendukung perusahaan swasta dengan kesulitan pendanaan, kata Gubernur Yi Gang dalam wawancara dengan The Economic Daily.
Pernyataan ini masih senada dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang mengatakan pada hari Selasa (06/11) bahwa negara itu tidak akan menggunakan stimulus moneter yang kuat, tetapi sebaliknya akan mengambil langkah-langkah kebijakan yang ditargetkan untuk mendukung perusahaan swasta dan usaha kecil, menurut pernyataan di situs web kabinet.
Beijing akan meningkatkan upaya dalam mengurangi pajak dan biaya perdagangan pasar, pernyataan Li Keqiang dan menegaskan kembali bahwa China akan terus membuka pasar keuangannya termasuk perbankan, sekuritas dan reksa dana.
Komentar Li dibuat dalam pertemuan dengan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, yang saat ini sedang berkunjung di Tiongkok. (Lukman Hqeem)