ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia dan Eropa bergerak turun. Pasar khawatir dengan ketegangan Perang Dagang AS-China dan dampak ekonomis dari Badai yang menghantam sebagian kawasan Asia.
Bursa saham Eropa dibuka dengan bergerak turun. Indek DAX 30 Jerman turun 0,5% ke 12,058.46 diawal perdagangan hari Senin (17/09). Diikuti dengan jatuhnya Indek CAC 40 Prancis yang turun sejak pembukaan sebesar 0.2% ke 5,343.69 dan Indek FTSE 100 Inggris dengan turun 0.2% ke 7,288.48. Indek Europe 600 sendiri dibuka datar di level 377.68.
Jatuhnya bursa saham Eropa ini mengikuti hasil perdagangan di bursa saham Asia. Sempat menguat diakhir pekan lalu, namun mengawali perdagangan minggu ini dari level bawah. Merosotnya bursa saham regional ini didorong oleh ketegangan yang mengemuka dalam Perang Dagang antara AS – Cina yang tampaknya siap untuk mencapai wilayah tertinggi baru.
Pada hari Minggu, China mengatakan kemungkinan menolak tawaran untuk pembicaraan perdagangan baru dengan AS jika Presiden Donald Trump menjalankan ancamannya untuk mengenakan tambahan $ 200 miliar dalam tarif pada barang-barang Cina. “China tidak akan bernegosiasi dengan senjata yang diarahkan ke kepalanya,” kata seorang pejabat senior China, menurut Wall Street Journal.
Indek Hang Seng Hong Kong turun 1,6% karena kerusakan parah yang timbul dari topan kuat sehingga menambah kekhawatiran pelaku perdagangan. Kerugian semakin meluas, dimana saham kelas berat AAC dan Tencent jatuh lebih dari 3%, bersama dengan operator kasino Galaxy Entertainment dan Geely Automobile.
Bursa Saham di Cina daratan juga menurun, dimana Indek Shanghai turun 1% dan Indek Shenzhen turun 1,4%. Indek Kospi Korea Selatan tergelincir 0,7% dimana saham Samsung turun 1,6%. Bursa saham Jepang libur.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, bursa saham AS berakhir beragam.
Badai Florensia tidak menimbulkan dampak ekonomi berarti.
Badai berpotensi menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi. Namun tidak meninggalkan jejak abadi dalam perekonomian secara luas. Demikian salah satu hasil pemeriksaan efek ekonomi badai dalam beberapa tahun terakhir ini. Begitu juga dengan Badai Florensia yang menghantam pesisir timur Amerika Serikat, kecil sekali dampak ekonomisnya. Diperkirakan dalam beberapa waktu kedepan masih akan banyak datang menghampiri, namun kerusakan ekonomisnya tidak berarti.
Sebagai pembanding, saat Badai Harvey menghantam tahun lalu dimana Houston menjadi wilayah yang paling parah. Diperkirakan merusak property senilai $ 125 miliar, menurut perkiraan oleh Moody’s Analytics Inc. Namun, produksi ekonomi hanya kehilangan sebesar $ 8,5 miliar. Angka ini sangat kecil dan nyaris tak terlihat lebih dibandingkan dengan produksi ekonomi nasional yang mencapai $ 19 triliun, menurut Moody’s. (Lukman Hqeem)