ESANDAR, Jakarta – Seperti yang diduga, jatuhnya Lira akan berimbas meluas. Pagi ini., bursa saham Asia bergerak turun. Sementara kekhawatiran akan jatuhnya nilai tukar sejumlah mata uang negara-negara berkembang juga berlanjut.
Bursa saham Asia tergelincir di tengah gejolak di Turki yang memicu kekhawatiran yang lebih luas dari potensi penularan pasar. Euro dan mata uang negara-negara berkembang melemah meski Imbal Obligasi AS naik dan Yen Jepang menguat. Penurunan terjadi dilantai bursa saham Jepang, Hong Kong, dan Cina. Bahkan Bursa saham berjangka AS juga turun.
Bursa saham TOPIX di Tokyo Jepang turun 1.7 %. Indek Hang Seng Hong Kong jatuh 1.8 %. Indek Shanghai turun 1.7 %. Indek KOSPI Korea Selatan turun 1.4 %. Indek Bursa Berjangka S&P 500 turun 0.4 %. Indek MSCI Asia Pasifik jatuh 1.4 %.
Peristiwa di Turki mendominasi sentiment perdagangan hari ini. Presiden Recep Tayyip Erdogan mempertahankan pembelaannya terhadap ortodoksi pasar AS dan keuangan dalam pidato-pidato pada hari Minggu bahkan setelah mata uang negara itu jatuh. Lira memperpanjang penurunan ke rekor terendah pada awal perdagangan hari Senin (13/08) di Asia, memicu penurunan di Rand Afrika Selatan, yang jatuh ke terendah Juni 2016, dan Rupiah Indonesia di antara mata uang negara berkembang lainnya yang melemah.
Lira mendapat jeda sebentar sebelumnya setelah regulator perbankan negara itu membatasi transaksi swap, yang memicu sedikit pelonggaran terhadap suasana risk-off di perdagangan Asia. Sayangnya, mata uang beresiko seperti dolar Australia juga telah ikut terpukul.
Uang mengalir ke aset-aset surgawi seperti Obligasi AS dan Yen Jepang karena situasi di Turki menimbulkan kekhawatiran atas terdampaknya perbankan zona euro. Jatuhnya Lira telah mengingatkan para investor tentang krisis di masa lalu di pasar negara berkembang. Kondisi ini menggetarkan saraf, dan belum menunjukkan tanda-tanda akan tenang dalam waktu dekat ini.
Yen Jepang naik sebesar 0.6 % ke 110.15 per dolar AS. Euro dalam perdagangan EURUD tersungkur 0.3 % ke $1.1379. Lira telah menyentugh angka diatas 7 per dollar, atau turun sekitar 40 % sepanjang tahun ini. Indek Dolar AS naik 0.2 % setelah diakhir pekan lalu mampu naik 0.7 %. Dolar menguat atas Rupiah Indonesia dengan diperdagangkan di 14.648.
Harga komoditi minyak mentah jenis West Texas Intermediate berubah tipis di $67.60 per barel sementara harga Emas turun 0.2 % ke $1,208.49 per troy ons. (Lukman Hqeem)