ESANDAR, Jakarta – Perdana Menteri Inggris Theresa May pada hari Jumat tampaknya berhasil menyatukan faksi-faksi yang berseteru dalam kabinetnya terkait rencana Brexit yang baru, meski muncul keraguan mengenai apakah Uni Eropa akan menyetujuinya rencana mereka.
Dalam hari yang disebut sebagai hari plesir, PM Theresa May membacakan tiga halaman kesepakatan pemerintah dalam menetapkan serangkaian proposal baru untuk sebagai garis besar kebijakan Ingris dalam menjalin hubungan ekonomi dimasa depan dengan Uni Eropa.
Kesepakatan yang dicapai sebagai “posisi kolektif untuk masa depan negosiasi kami dengan Uni Eropa.” Jika itu terbukti menjadi kasus, itu akan secara efektif mengakhiri perselisihan di antara para tokoh pemerintah senior tentang seberapa dalam hubungan ekonomi Inggris harus dengan Uni Eropa begitu Inggris sepenuhnya keluar dari blok tersebut.
Beberapa kesepakatan rumit yang secara digambarkan, misalnya, pengaturan pabean belum teruji di mana Inggris akan mengumpulkan satu set tarif untuk barang yang masuk ke Inggris untuk dijual di pasarnya sendiri dan set lain untuk produk yang sedang transit ke UE.
Proposal juga menyerukan area perdagangan bebas Uni Eropa-UE dengan peraturan seragam untuk barang, termasuk makanan, yang secara efektif ditetapkan oleh UE. Ini akan mempercepat pergerakan barang antara Inggris dan blok sambil menjaga otonomi Inggris atas peraturan untuk banyak layanan, termasuk jasa keuangan, sebagai tujuan utama. (Lukman Hqeem)