ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka berakhir sedikit naik pada hari Rabu (16/05). Sehari sebelumnya, logam mulia ini terpukul hingga dibawah $ 1.300 per troy ons harganya.
Posisi tersebut merupakan harga terendah di tahun ini. Jatuhnya harga emas diguncang kenaikan imbal hasil obligasi AS dan dolar yang bangkit kembali. Lompatan imbal hasil Obligasi AS dan penguatan greenback telah berhasil melemahkan selera investor untuk memilih logam mulia sebagai aset tujuan investasi.
Harga Emas untuk kontrak pengiriman bulan Juni naik tipis $ 1,20, kurang dari 0,1%, hingga harganya berakhir di $ 1,291.50 per troy ons. Sebelumnya, di hari Selasa, emas turun lebih dari 2% ke $ 1,290.30. Ini merupakan harga terendah untuk kontrak paling aktif sejak akhir Desember. Pergerakan harga emas di pasar berlangsung sangat cepat, hingga mendorongnya di bawah rata-rata pergerakan selama 200 hari, yang berada di $ 1,307.80, untuk pertama kalinya sejak akhir Desember.
Pada hari Rabu, imbal hasil obligasi 10-tahun menghasilkan sekitar 3,08%, kembali dari level tertingginya sejak 2011. Sementara Indek dolar AS naik 0,1% pada 93,33, setelah diperdagangkan setinggi 93,63-tingkat tertinggi 2018. Penguatan Dolar akan membuat komoditi emas lebih mahal bagi pembeli atau investor yang menggunakan unit moneter selain Dolar.
Hal yang perlu diperhatikan pelaku pasar saat ini adalah jika harga emas berada di bawah $ 1.280 per troy ons bisa membuka pintu untuk aksi jual secara besar-besaran. Harga emas bisa mengarahkan ke $ 1.230. Jika tertembus, berpeluang membentuk harga yang lebih rendah akhir tahun ini. Dalam kondisi ketika Dolar AS dan Imbal hasil obligasi naik, logam mulia tidak menghasilkan apa-apa. Bagi investor, investasi pada obligasi AS akan jauh terlihat lebih menarik.
Keyakinan yang demikian ini didasarkan atas harapan pertumbuhan ekonomi AS yang sehat. Kondisi ini akan mendorong The Federal Reserve untuk mengambil tindakan agresif dalam menormalisasi suku bunganya. Sebagaimana terlihat ketika sejumlah indikator ekonomi AS yang baik muncul, harga emas terpukul. Indikator ekonomi mendukung dalam penjualan ritel dan manufaktur AS membaik, termasuk indeks Empire State, yang akhirnya memicu aksi jual pada hari Selasa hingga harga logam mulia ini jatuh.
Paa hari Rabu, indikator ekonomi AS juga kembali menjanjikan kondisi yang baik. Ada kenaikan 0,7% dalam produksi industri AS. Itu adalah kenaikan selama tiga bulan berturut-turut. Hal ini meningkatkan ekspektasi untuk kenaikan tingkat AS sehingga memukul harga logam mulia. Pada grafik perdagangan hari ini secara nyata terlihat koneksitasnya. Logam mulia menembus level support $ 1.300. Setelah empat bulan berada dalam kisaran ketat $1300 – $1350, harga emas melemah menuju arah yang baru. (Lukman Hqeem)