ESANDAR, Jakarta – Kajian yang dilakukan oleh Bank of America Merrill Lynch atas pemilik kartu kredit, kartu debit dan kliennya, menunjukkan adanya peningkatan dalam pembelian ritel. Hal ini diduga terkait dengan kenaikan upah dibulan Maret.
Kabar ini tentu saja menggembirakan, dimana data pemerintah Amerika Serikat sebelumnya menunjukkan tingkat belanja ritel mengalami perlambatan diawal tahun ini. Kajian Bank of America tersebut mengukur penjualan ritel diluar kendaraan bermotor pada bulan Maret. Secara khusus, nara sumber kajian ini adalah mereka yang memiliki penghasilan dibawah $50,000.
Kenaikan belanja ritel ini sebesar 0.6% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak November lalu. Sebagaimana juga disinggung sebelumnya bahwa tertundanya pengembalian dana pemotoangan pajak pendapatan dan pajak anak tambahan, telah memukul angka belanja konsumen diawal tahun ini.
“Proksi Upah” demikian disebut oleh BoA mengenai pendapatan tambahan dari pemangkasan pajak dan kenaikan upah ini berdasarkan UU Pajak baru AS. Kenaikan gaji dari pemotongan pajak ini naik 7,5% dari tahun lalu dibulan Maret, dan naik 5,2% dari angka bulan Februari. Pemotongan pajak yang disubstitusi kedalam kenaikan upah secara efektif berlaku.
Kebijakan ini sesuai dengan harapan agar merangsang masyarakat bisa mengkonsumsi lebih baik. Bahkan pertumbuhan pengeluaran mungkin bahkan lebih kuat jika bukan karena badai salju – pertumbuhan New York, Massachusetts dan Vermont lebih lemah daripada keuntungan nasional.
Berdasarkan kategori, penjualan barang-barang olahraga menikmati angka penjualan bulanan yang kuat, disusul produk pakaian ditambah dengan program diskon, sementara produk makanan dan minuman juga meningkat. Disisi lain pengeluaran untuk kegiatan perjalanan terutama di kapal pesiar meningkat pula, meski cuaca buruk membebani penjualan oleh stasiun bensin dan toko perbaikan rumah. (Lukman Hqeem)