ESANDAR, Jakarta – Perang Dagang memanas, paska pernyataan Donald Trump yang akan mengenakan tariff atas produk Cina lainnya, membidik sekitar $100 miliar lagi. Beijing membalas dengan mengatakan akan melakukan segala perlawanan hingga akhir dengan pengorbanan apapun.
Kementrian perdagangan Cina, menyatakan bahwa jika pihak AS mengabaikan oposisi dari China dan komunitas internasional dan bersikeras melakukan unilateralisme dan proteksionisme perdagangan, pihak China akan mengambilnya sampai akhir dengan biaya apapun. Lebih jauh dikatakan oleh Kementrian, bahwa Cina tidak menginginkan terjadinya perang dagang, tetapi kami tidak takut sendirian.
Ini adalah gerakan tit-for-tat terbaru dimana antar Cina dan AS saling menukar ancaman tarif pada barang senilai $ 50 miliar.
Bursa saham AS merespon negatif setiap perkembangan perang dagang yang semakin memanas. Indek Dow Jones melamah hingga rugi lebih dari 200 poin pada hari Jumat sebagai respons. Hanya sehari sebelumnya, pasar telah mencakar kembali di tengah lega bahwa perang dagang dapat digagalkan oleh negosiasi yang cermat.
Kemarahan Cina nyata dalam sebuah opini editorial Global Times, media yang dikelola negara pada Kamis malam. “Para politisi Hawkish di Washington telah jelas melebih-lebihkan kemampuan dan ketahanan ekonomi AS dalam perang dagang, karena mereka percaya mereka dapat melakukan apa pun yang mereka sukai. China telah menunjukkan banyak pengekangan untuk saat ini, tetapi jika AS bertahan dalam perang dagang ini, China siap untuk berjuang sampai akhir, ”kata artikel di situs web surat kabar.
Raoul Leering dari ING Belanda mengatakan bahwa perang cuitan tersebut, mungkin akan menjadi tawa terakhir dalam perang dagang kali ini. Menurutnya, apakah Presiden Trump benar-benar tidak memahami bahwa perang dagang adalah situasi yang sama-sama kalah atau apakah dia memainkan permainan strategis yang cerdas? Ada indikasi yang terakhir adalah kasusnya, tulis Raoul di posting blog tertanggal Rabu.
Alasan Raoul bahwa Trump mungkin memainkan peran yang lebih pintar adalah karena negara-negara lain lebih bergantung pada permintaan Amerika untuk produk mereka daripada sebaliknya. Sangat mungkin Cina pada akhirnya akan mengurangi kerugiannya dan bersedia memberikan sesuatu kepada Trump, katanya.
Presiden Amerika memainkan permainan berbahaya, tetapi berpotensi menguntungkan bagi AS, tambah Leering, yang adalah kepala analisis perdagangan internasional untuk raksasa keuangan yang berbasis di Amsterdam. (Lukman Hqeem)