ESANDAR, Jakarta – Dolar AS menguat pada perdagangan hari Selasa (28/03/2018) didorong meredanya kekhawatiran akan terjadinya perang dagang, paska pertemuan tertutup AS-Cina. Namun demikian tidak menyurutkan potensi krisis yang ditimbulkan dari kebijakan tariff Donald Trump kali ini.
Presiden Trump menandatangani memorandum untuk mengenakan tarif impor Cina senilai US $ 60 miliar. Langkah ini lebih dianggap tindakan politis untuk memenuhi janji kampanyenya. Cina membalas aksi AS dan mengatakan bahwa mereka tidak takut terhadap perang dagang, dan mengenakan tariff balik atas barang-barang AS senilai US $ 3 miliar. Parahnya, Beijing menyatakan akan kembali memperhitungkan pembelian obligasi AS.
Perdana Menteri China Li Keqiang pada hari Senin bahwa Amerika Serikat harus melakukan negosiasi, mengulangi komitmennya untuk “mempermudah akses” bagi bisnis Amerika. Ditambahkan olehnya bahwa “Kedua ekonomi sangat saling melengkapi satu sama lain dan kerjasama mereka akan terus berkembang,” kata Perdana Menteri China Li Keqiang. Li menambahkan bahwa sementara Cina bekerja menuju solusi melalui “dialog dan konsultasi.” Cina sepenuhnya siap dengan langkah-langkah penanggulangan.
Penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, mengkonfirmasi pada hari Senin bahwa para pejabat tinggi pemerintahan Trump meminta Cina untuk memotong tarif atas mobil impor, mengizinkan kepemilikan mayoritas perusahaan jasa keuangan asing dan membeli lebih banyak semikonduktor AS dalam negosiasi untuk menghindari mengenakan tarif pada barang impor oleh Cina.
Euro melemah 0.33% dipicu oleh pernyataan anggota ECB Liikanen yang mengatakan bahwa diperlukan kesabaran dalam menghentikan kebijakan stimulus. Pernyataan ini sebagai bentuk adanya pertentangan dalam ECB antara Liikanen dengan rekannya sesama anggota ECB, Vasiliauskas. E.Nowotny, anggota ECB lainnya menyarankan pengurangan pembelian asset dilakukan bertaham.
Data Kepercayaan Konsumen dari bank sentral sedikit mengangkat Euro dari level 1.2371. Sayangnya, kondisi EURUSD masih dalam tekanan karena dolar AS, paska diadakannya negosiasi antara AS-Cina mengenai perdagangan.
GBPUSD sempat jatuh ke level 1.4065. Di tengah rencana Komite Kebijakan Keuangan Bank Inggris (FPC) mempertimbangkan peningkatan modal counter cyclical buffer. Poundsterling menguat tipis, mengurangi kerugian diawal setelah sejumlah data AS yang dirilis kurang menggembirakan investor.
Aussie memperpanjang penurunan tajamnya selama sesi AS dan membalikkan sebagian besar kenaikan yang kuat sehari sebelumnya. Kenaikan kembali dolar AS, dipimpin oleh surutnya kekhawatiran perang perdagangan antara AS dan Cina. Hal ini mendorong penjualan agresif dan dipandang sebagai salah satu faktor utama di balik tren yang terjadi pada perdagangan hari Selasa.
USDJPY bergerak fluktuasi pada perdagangan ditengah penguatan dolar AS di sesi Eropa tetapi kemudian kehilangan momentumnya, menyusul sejumlah data AS yang kurang menggembirakan. (Lukman Hqeem)