ESANDAR, Jakarta – Dolar AS terbukti mampu menjaga penguatannya. Sebagaimana diperkirakan sebelumnya, pada perdagangan hari Selasa (20/03/2018) semua mata uang melemah atas Dolar AS.
Pada perdagangan mata uang, perhatian pelaku pasar tertuju pada keputusan FOMC yang diperkirakan ketua Fed Powell akan menawarkan lebih banyak informasi tentang jalur kenaikan suku bunga sepanjang 2018. Kenaikan tingkat kenaikan 25bps merupakan kesepakatan yang dilakukan di antara sebagian besar pelaku pasar dengan probabilitas 94.4%.
Aussie gagal naik dan melanjutkan penurunannya. AUDUSD turun ke tingkat terendah sejak 21 Desember, mendekati posisi terendahnya. Penguatan Dolar AS terjadi secara moderat menjelang FOMC. Penurunan harga komoditi tembaga sebesar 1.10% pada perdagangan hari Senin, setelah minggu lalu juga merugi 2.45%, ikut memberikan tekanan pada Aussie.
Euro sendiri terbebani oleh data PPI Jerman yang melemah dari 0.5% menjadi -0.1%. Sentimen negative lainnya berasal dari Indek Sentimen Ekonomi ZEW yang turun tajam dari 17.8 menjadi 5.1. Ini merupakan level terendah sejak akhir 2016. Sementara Poundsterling turun dipicu oleh sejumlah data Inggris yang mengecewakan.
GBPUSD mendekati level psikologis 1.40. Para pelaku pasar juga mencermati berita positif mengenai kesepakatan transisi Brexit. Data Indek Harga Konsumen Inggris sedikit mengecewakan dan menjadi sumber tekanan pada Bank of England (BOE) dalam rencana menaikkan suku bunga lagi pada waktu dekat ini. Hal ini mendorong penurunan Poundsterling lebih lanjut.
Dolar AS dalam perdagangan dengan Yen Jepang, bertahan di atas level 106.00. Ditengah gelombang minat beli yang segar, Dolar AS menguat terlebih dengan dukungan kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS. Ini menjadi pondasi yang baik bagi penguatan Dolar AS sebesar lebih dari 60-pips pada perdagangan hari Senin.
Sementara itu di pasar komoditi, harga emas melemah karena permintaan dolar AS naik menjelang pertemuan FOMC. Dalam pertemuan ini, diperkirakan Suku Bunga acuan AS akan dinaikkan. Meski demikian, sebagian besar perhatian investor lebih tertuju pada masalah dan sinyalemen kecepatan pengetatan kebijakan moneter untuk sisa tahun ini. Harga Emas turun 0.43% atau $7.10 menjadi $ 1,310.8 per troy ons.