ESANDAR, Jakarta – Bagi investor pasar saham, minggu ini kembali akan diarahkan untum memfokuskan perhatiannya pada pertemuan rutin The Federal Reserve.
Dalam pertemuan Komisi Pasar Bebas Federal, FOMC ini investor bisa mendapatkan setidaknya secara singkat kabar tentang masa depan suku bunga AS, Inflasi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan mengendurkan sedikit masalah tarif dan kekacauan politik di Washington DC yang menjadi isu sentral minggu kemarin.
Pertemuan kebijakan dua hari The Fed, yang akan ditutup pada hari Rabu waktu setempat dan diperkirakan akan memberikan kenaikan tingkat suku bunga untuk pertama kalinya di tahun 2018 ini. Kenaikan suku bunga pertama kali di masa kekuasaan Jerome Powell sebagai Gubernur Utama Bank Sentral. Investor ingin mengetahui seberapa banyak dia akan menyimpang dari warisan kebijakan Janet Yellen, menguraikan sejumlah kebijakan terlampir dalam konferensi pers Powell selanjutnya. Sebagian besar Gubernur The Fed nampaknya tak ingin mengubah terlalu banyak apa yang diwariskan oleh Yellen.
Keyakinan tinggi pelaku pasar adalah kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin. Banyak yang berharap tahun ini akan naik setidaknya tiga tingkat, sementara hanya 30% saja pelaku pasar yang yakin bahwa tahun ini bisa naik empat kali.
Ditengah bayang-bayang kenaikan suku bunga ini, Indek S&P 500 mampu naik 2,9% di tahun ini, namun tetap 4,2% di bawah penutupan tertinggi sepanjang masa pada 26 Januari. Indeks patokan ini ditutup merugi pada minggu lalu. Pasar dianggap masih dalam proses pemulihan setelah terkoreksi 10% di awal Februari. Pada hari Jumat, S&P 500 ditutup sedikit lebih tinggi di 2.752,01.
Meski demikian, investor harus bersikap optimis. Sejumlah sentimen konsumen, pesanan pabrik minggu ini dan laporan pekerjaan minggu lalu, semua mengarah ke pertumbuhan ekonomi yang baik. Jika ekonomi berjalan dengan baik, tidak masalah jika ada kenaikan tiga atau empat tingkat dan beberapa sektor lebih baik siap menghadapi lingkungan seperti itu daripada yang lain.
Memang, kinerja pasar pada 2018 membuktikan bahwa investor nampaknya tidak peduli dengan suku bunga yang lebih tinggi asalkan mereka bertahan dengan inflasi. Sebagai catatan tambahan, imbal Obligasi 10 tahun tetap di bawah 3%, level yang dianggap moderat.
Aksi jual yang terjadi pada bulan Februari dipicu oleh kekhawatiran inflasi setelah laporan pekerjaan Januari menunjukkan kenaikan tekanan upah. Sebaliknya, aksi beli kembali yang terjadi kemudian didorong oleh data ekonomi yang menunjukkan harga masih tidak bisa naik terlalu cepat.
Memang sulit untuk meramalkan apa yang akan dilakukan pasar secara keseluruhan dalam 12 bulan ke depan, namun sektor tertentu diyakini akan lebih baik dan naik daripada sektor yang lain. Setidaknya, selama bank bisa memberikan pinjaman dan mendapat keuntungan dari spread antara suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman, bank akan diuntungkan. Padahal, jika suku bunga terlalu tinggi dan retak permintaannya, maka siklusnya akan berakhir. Sektor keuangan di bursa S&P 500 telah meningkat 17% selama 12 bulan terakhir, sedikit mengungguli kenaikan bursa itu sendiri yang naik 15,6%.
Sementara itu, sektor teknologi telah menunjukkan bahwa pertumbuhan organik dapat terlepas dari siklus ekonomi, sementara sektor industri dan bahan dasar telah mendapatkan keuntungan dari lonjakan 50% dalam pertumbuhan PDB, terlebih jika tingkat suku bunga bisa mencapai 3%.
Dalam paparan Bank Sentral AS wilayah Atlanta sebelumnya, diperkirakan bahwa perekonomian A.S. akan berkembang pada klip 1,8% selama kuartal pertama tahun ini, atau dua kali tingkat rata-rata untuk periode ini selama pemulihan.
Namun demikian, tingkat suku bunga yang lebih tinggi masih cenderung menghambat beberapa sektor industri yang dipandang sebagai proxy obligasi, seperti utilitas, telekomunikasi atau bahan pokok konsumen. Sektor-sektor ini sudah berkinerja buruk dan mungkin terus melakukannya untuk beberapa lama. Sejak awal tahun, kebutuhan telekomunikasi, utilitas dan konsumen turun antara 4,5% -6,5%. Sangat sulit bagi utilitas dan telekomunikasi untuk tumbuh di lingkungan ini tanpa pertumbuhan yang mendasarinya.
Pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal ditutup pada hari Rabu waktu setempat. Dengan keputusan kebijakan yang akan diumumkan beberapa jam kemudian. Selanjutnya akan diikuti oleh konferensi pers pertama Powell sebagai Gubernur Utama The Federal Reserve.
Selain masalah FOMC, investor juga perlu memperhatikan data ekonomi yang akan terbit minggu ini. Angka penjualan properti, baik hunian baru ataupun suplai yang ada sepanjang bulan Februari. Kedua adalah permintaan barang tahan lama. (Lukman Hqeem)